Pada akhirnya kau tidak akan menemukan siapa-siapa.
Yang kau lihat adalah dirimu sendiri,
sebagai rumah tua yang kosong.
Yang di dalamnya juga kau dapati  foto-foto tua yang berserakan, televisi yang rusak, atap yang bocor, atau lantai yang keropos.
Kau menyadari bahwa dirimu adalah rumah yang ditinggalkan.
Waktu berhenti di dalamnya,
Lalu kau terjebak bersama ingatan ketika pernah ada anak kecil yang bermain bola, seorang ibu yang memasak, atau ayah yang memberi makan burung kesayangannya.
Kini semua telah pergi
Meninggalkan kolase-kolase kenangan yang tak beraturan
Kau hanya mampu memandang deretan suka duka yang tercetak pada dinding-dinding tiap ruang
Walau sebenarnya ingin menata kembali, dan menyulap menjadi asri seperti waktu itu, tapi serasa lumpuh.
Lalu kau memandang di luar sana, daun-daun kering yang jatuh di halaman seolah mengejekmu, bahwa kau telah ditinggalkan.
Begitu pula debu-debu yang memburamkan kaca jendela, mereka mentertawakanmu yang telah diabaikan.
Diam, sendiri, tanpa cinta.
teras puisi bersama, 17 Okt 2019
by alul & swarna