Mohon tunggu...
Swarna
Swarna Mohon Tunggu... Lainnya - mengetik 😊

🌾Mantra Terindah🌿

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rumah Kosong

26 Oktober 2019   12:24 Diperbarui: 26 Oktober 2019   12:34 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pixabay/valeriiasharahina

Pada akhirnya kau tidak akan menemukan siapa-siapa.
Yang kau lihat adalah dirimu sendiri,
sebagai rumah tua yang kosong.
Yang di dalamnya juga kau dapati  foto-foto tua yang berserakan, televisi yang rusak, atap yang bocor, atau lantai yang keropos.

Kau menyadari bahwa dirimu adalah rumah yang ditinggalkan.
Waktu berhenti di dalamnya,
Lalu kau terjebak bersama ingatan ketika pernah ada anak kecil yang bermain bola, seorang ibu yang memasak, atau ayah yang memberi makan burung kesayangannya.

Kini semua telah pergi
Meninggalkan kolase-kolase kenangan yang tak beraturan
Kau hanya mampu memandang deretan suka duka yang tercetak pada dinding-dinding tiap ruang
Walau sebenarnya ingin menata kembali, dan menyulap menjadi asri seperti waktu itu, tapi serasa lumpuh.

Lalu kau memandang di luar sana, daun-daun kering yang jatuh di halaman seolah mengejekmu, bahwa kau telah ditinggalkan.
Begitu pula debu-debu yang memburamkan kaca jendela, mereka mentertawakanmu yang telah diabaikan.
Diam, sendiri, tanpa cinta.

teras puisi bersama, 17 Okt 2019
by alul & swarna

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun