Aku ternyata buta, seorang maestro telah pergi
Sementara, aku masih berjalan pada padang tandus
Tikus berlari mencoba bersembunyi pada dahan dahan kaktus
Silau terik mentari tak menyisahkan sedikitpun keramahan di tanah yang gersang
Dahulu, aku melihatmu
Bangga memilikimu, budayawan dengan karya menawan
Seperti, melihat elang terbang dengan mata nyalang, mencari mangsa idaman.
Kepak sayap beriring hembusan angin membelah awan.
Karyamu, mempesona
Sepertinya aku adalah tikus terdiam, ingin bersayap dan bisa menandingi untuk terbang melayang di awang.
Menatap menusuk tajam sasaran umpan.
Sebuah cengkraman mengejutkan, perih menancap dalam daging, darah segar berhamburan
Kau pergi tak kembali lagi, selamat jalan
(Buat Arswendo Atmowiloto)
Malang-Tanahbumbu, jumat, 19072019
swarnahati, Ropingi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H