#######
"Assalamualaikum Yora,"
Yora yang sedang nerunduk menyapu di halaman segera mendongak sambil menjawab salam. Betapa terkejut saat yang datang adalah Julak.
"Ada keperluan apa kak?" Yora membuka pagar dengan muka masam.
"Loh kenapa wajah Yora kog mendung? "
"Sudah ndak usah basa basi, ada keperluan apa?"
"Isss Yora nggemesin bila ngambek tanpa ku tahu sebabnya, pingin nyubit idung peseknya deh."Â
Yorapun mendelik sambil mengangkat sapu lidinya tinggi-tinggi. Julakpun terkejut dibuatnya," Ups tenang Yora ada apa?"
"To the point saja kak." Sambil menurunkan tangannya dan mengajak Julak duduk di bangku kayu di bawah pohon mangga.
"Yora kenapa marah? Kakak jadi bingung, kakak ke sini mau memberi kabar."
"Mau nikah sama Annisa anak Pak Zaldy kan?" Yora memotong ucapan Julak.
"Siapa bilang?"
"Ibu ku, info aktual dari abimu, Ustad Ropingi." Julakpun terdiam membeku, sedikit kaget dengan kabar yang belum dia ketahui.
"Kenapa abi belum bertanya padaku? Aku belum mengetahui Yora." Wajah bingung mulai menghiasi Julak dan Yora.Â
"Aku pulang dulu ya, harus cepet ketemu abi, gawat." Julak mulai beranjak berdiri segera pamit
"Bukannya memang dia impianmu Kak, sepertinya yang sering kaka bicarakan hanya dia, kenapa sandiwara segala." Yora mendorong Julak hingga keluar pagar.
"Tunggu penjelasanku."Â
"Tak uuk dah, sudah kenyang makan penjelasan." Yora menutup pagar dengan kasar, Julakpun segera berlari pulang menemui abinya.
#####
"Assalamualaikum bi." Julak mendekat pada abinya yang sedang memancing di empang belakang rumah, hobi dari remaja.
"Waalaikumsalam, ada apa kog ngos ngosan seperti dikejar ayam betina gitu Lak?"
"Abi, maaf mau tanya nih, apa abi mau menjodohkan Julak dengan Annisa?"
"He he he tau darimana? Masih wacana, mau to kamu? Sudah siap kan?"
"Abi, maaf saya sudah ada pilihan sendiri."
"Hmmm, siapa apa sudah matang? Apa bisa baca qur'an seperti Annisa? Apa lebih cantik dari Annisa?" Ustad Ropingi memberondong pertanyaan pada putranya
"Saya kira begitu abi, Julak menjawab mantab. "Apa abi sudah ke rumah Pak Lurah?"
"Belum, rencana hari ini akan memberitahumu, tapi ternyata kamu sudah tahu, tahu dari siapa?" Sambil membetulkan letak pancingnya yang tersenggol siku. Julak memperhatikan abinya dengan geli.
"Abi kenapa juga mancing di empang kan tinggal dijala selesai."
"He he he kamu harus belajar sabar dengan memancing." Tekekehlah ustad Ropingi, Julak hanya garuk kepala meski tak gatal
"Pertanyaan abi belum kau jawab Lak, Nah dapat ikan Lak, sambil memegang kuat pancingan dan memutar naik."
"Dari Yora." Julak menjawab singkat. Mendengar nama Yora tetiba pegangan pada pancing mengendur, tak pelak kail yang suda menyangkut ikan itu terlepas lagi, byuuurrrr nyemplung semua.
#####