Kelak di kilasan masa, ketika rindu itu hadir jua di pucuk daun,
dan kita tak sesekali pernah takut pada duri dahan yang merintang bunga
Asmara kita tak lagi akan pernah terkubur sekedar di ujung senja.
Derai gemuruh yang membawa rinduku berlalu bersama hujan
Tak juga hatiku lara menangkup sesal itu di hamparan bintang
Bisikanmu tak mungkin berubah ramai hingga kita bertemu nanti
Telah kugariskan hilangmu dalam ingatan dan jerat penantian
Lembah waktu, masih saja berbayang di penjara masa dahulu
Pernah kusingkapkan hatiku di jelajah jiwamu di suatu ketika
Menampung semua mekar tersenyum, hingga sepi ikut bernaung
Tapi matahari memang tak pernah cukup membagi segala sukacita
Kita akan bertemu dalam cara biasa yang tak dijalani bersama
Ruang rindu, terbawa rinai yang pernah menggenangi di sudut kenangku
Dentang riuh yang meluapkan sketsa parasmu melewati udara,
ketika bisikan angin membelah rerumputan seperti tarian kita pernah
Berapa lama hujan dapat memerangkap rindu itu tak cepat kembali
Membiarkanku terbiasa menampung badai dengan mata yang tak sayu
Debur peristiwa akan membiasakan kita saling mendekati dalam kata.
Kelak di kilasan masa, ketika rindu itu hadir jua di pucuk daun,
dan kita tak sesekali pernah takut pada duri dahan yang merintang bunga
Asmara kita tak lagi akan pernah terkubur sekedar di ujung rindu.
Post By Bangsamanusia.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H