Mohon tunggu...
Beni Sumarlin
Beni Sumarlin Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Humaniora Tinggal di Tulang Bawang Provinsi Lampung

Indahnya menulis karena hobi, menginspirasi dan memberi saran kritis dan solusi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Isra' Mi'raj dan Kasus Yuyun, Antara Ketaatan dan Miras

6 Mei 2016   22:30 Diperbarui: 6 Mei 2016   23:13 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dari hal-hal di atas artinya sesuatu yang diharamkan jika dikerjakan akan menimbulkan kekejian dan kemungkaran. Dan sesuatu ketaatan apabila dikerjakan akan menimbulkan pencegahan dari tindak kekejian dan kemungkaran.

Kasus tragedi kekejian yang menimpa Yuyun, seorang anak perempuan yang tewas mengenaskan setelah diperkosa oleh 14 orang laki-laki yang sebagian besar dari mereka juga masih ABG disebabkan oleh khomer berupa Tuak yang mereka konsumsi. 14 orang laki-laki sehabis pesta Tuak di kebun karet mencegat perjalan Yuyun saat pulang sekolah, dalam kondisi mabuk tuak itulah tragedi kekejian itu terjadi. Yuyun diganggu dan diperkosa sampai meninggal dan mayatnya dibuang ke dalam jurang. Yuyun umur 14 tahun masih seorang remaja belia, dan para pelaku 7 orang diantarnya masih remaja belia juga dibawah umur 17 tahun, sedang sisanya berusia di atas 17 tahun.

Tuak, sesuatu yang memabukkan yang diharamkan oleh Allah SWT mengawali tindak kekejian dan kemungkaran di Rejang Lebong. Tuak telah menjadi minuman yang tidak hanya dikonsumsi oleh orang-orang dewasa tapi juga dikonsumsi oleh anak-anak dibawah umur. Kerusakan dimasyarakat memang telah banyak terjadi, kondisi ini diperparah oleh tuak yang merusak akal manusia dan menghilangkan rasa kemanusiaan. Banyak kasus-kasus kejahatan telah terjadi disebabkan minuman yang memabukkan seperti tuak ini.

Mari bercermin dari peristiwa ini. Sesuatu yang haram telah dilakukan, kekejian dan kemungkaran muncul dan merebak, ketaatan ditinggalkan, tak ada lagi benteng pencegah merebaknya kekejian dan kemungkaran.

Peristiwa Isra dan Mi'raj hadir untuk mengambil perintah ketaatan dalam rangka mencegah perbuatan keji dan kemungkaran. Perintah pengharaman ditetapkan untuk melindungi fitrah kemanusiaan dan menjauhkan kesesatan.

Akankan kita selalu mengabaikan ketaatan dan selalu mengerjakan hal-hal yang haram? Mari lakukan perjalanan, lakukan pergerakan, lakukan perubahan. Lakukan dan tingkatkan segala ketaatan serta sirnakan segala hal yang haram, niscaya kekejian dan kemungkaran akan hilang dan kehidupan menjadi penuh peri kemanusiaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun