Setelah kisruh di departemen skkmigas, dimana mantan kepala skkmigas ditahan oleh KPK dan tidak lama kemudian mantan menteri esdm juga tersandung kasus. Maka hampir seluruh penduduk Indonesia seakan-akan mencibir dan mencemooh para pejabat di skkmigas sekan-akan mereka adalah mafia dari migas dan berlomba-lomba mengeruk keuntungan bagi diri sendiri.
Setelah ikut nangkring bersama kompasiana bersama bapak rudi, di sini saya baru melihat permasalahan-permasalahan yang terjadi di lapangan yang diungkapkan oleh bapak Rudi dengan ilustrasi sawah dan para penggarapnya.
Ternyata dalam hal ini Negara mengundang investor dari luar untuk menanamkan modal untuk mengadakan expolarasi, dimana dibutuhkan waktu minimal 10 hingga 12 tahun baru investor ini mendapatkan hasil yaitu minyaknya keluar dan menghasilkan.
Walaupun pengembalian hasilnya cukup lama, akan tetapi explorasi migas ini masih sangat diminati oleh perusahaan asing.
Untuk meningkatkan mutu daripada sumber daya manusia di Indonesia, sebaiknya skkmigas menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi di Indonesia, sehingga kualitas lulusannya setidaknya bisa dapat menyamai para expat yang ahli bidang perminyakan, sehingga ketika explorasi tenaga kerja asing dapat dikurangi apalagi menghadapi mea (masyarakat ekonomi asean) yang sudah di depan mata dan juga perdagangan bebas yang sudah semakin meluas. Tidak menutup kemungkinan juga sudah dimulai dengan didirikannya sekolah menengah kejuruan (smk), untuk cikal bakal menjadi tenaga ahli khususnya pertambangan.
Tetapi disamping hal tersebut, di dalam menghadapi keterbatasan ketersediaan jumlah minyak bumi yang ada di Indonesia, sebaiknya skkmigas juga harus bisa memulai untuk mengexplorasi di luar Negara Indonesia, sehingga bisnis baru ini bisa menguntungkan bagi skkmigas dan juga Negara Indonesia.
[caption id="" align="aligncenter" width="550" caption="gambar 1"][/caption]
Seperti terlihat pada gambar, kegiatan hulu migas yang ditangani oleh badan skkmigas. Akan tetapi dengan berkurangnya sumber cadangan minyak di Indonesia, maka banyak devisa yang terkuras untuk mengimport minyak tersebut ke Indonesia. Masa keemasan Indonesia telah berakhir, sekarang Indonesia menjadi salah satu negara pengimport minyak yang cukup besar, dimana sejak tahun 2008 Indonesia telah kelaur dari OPEC, karena jumlah importnya lebih besar daripada export.
Walau para ahli memperkirakan masih banyak cadangan minyak yang terkandung di Indonesia dan belum diexplorasi, terbukti masih banyak Negara asing yang berbondong-bondong berniat untuk berinvestasi di sector tersebut.
Maka di sinilah peran supply chain management daripaa skkmigas sangat penting berperan untuk meningkatkan penghasilan bagi Negara Indonesia.
[caption id="" align="aligncenter" width="589" caption="Gambar 2"]
Gambar 2. Kapasitas national dan multiplier effect.
Seperti terlihat pada gambar 2, diharapkan efek yang berkesinambungan / sinergi daripada peningkatan peran perusahaan dalam negeri, peningkatan TKDN serta peningkatan peran dan kompetensi sdm dalam negeri.
Dan yang tidak kalah penting adalah memperkuat struktur skkmigas, dimana sebelumnya adalah BP migas, serta merevisi UU No. 22 tahun 2001 tentang Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi (UU Migas).karena undang-undang tersebut, pengelolaan minyak dan gas bumi di Indonesia menjadi terfragmentasi ke beberapa kementerian dan institusi. Selain Kementerian ESDM, terdapat pula BP Migas (yang kemudian diganti dengan SKK Migas), BPH Migas, Pertamina, PGN yang ikut serta dalam pengelolaan migas nasional. Selain itu, BUMD, swasta nasional dan kalangan asing ikut meramaikan pengelolaan migas di Indonesi
Setelah struktur skkmigas dipermanenkan serta diperkuat dan dimana UU telah direvisi, diharapkan skkmigas dapat lebih maksimal lagi dalam bekerja serta elbih jelas lagi tujuan dan sasaran yang hendak dicapainya, sehingga di kemudian hari kasus seperti lapindo itu tidak terjadi lagi di Negara Indonesia ini dan sebisa mungkin meminimalisasikan resiko, sehingga jika terjadi masalah bukan Negara yang menanggungnya akan tetapi para investor yang harus bertanggung jawab sampai tuntas tanpa ditalangi dananya oleh Negara Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI