Oleh Beni Tusiami Saputri | Christine | Nania Fitriza Nauli
Pengendalian proses produksi sangatlah penting karena dapat menentukan hasil produk apakah sudah mencapai tujuan atau belum. Kegiatan pengendalian kualitas atau Quality Control mempengaruhi keefektifan dalam proses produksi untuk mencapai target produksi, kualitas produk yang sesuai, dan meminimalisir produk rusak atau cacat (Al Choir, 2018). Hasil produksi yang dicapai oleh perusahaan sangat ditentukan oleh sumber daya, teknologi, dan dikombinasikan dengan tenaga kerja. Tenaga kerja menjadi sumber daya yang menggerakkan sumber daya yang lain.
Quality Control adalah suatu kegiatan untuk memastikan apakah kebijakan dalam hal mutu atau ukuran seberapa dekat sebuah barang atau jasa memiliki kesesuaian dengan standar-standar yang dicantumkan yang dapat tercermin dalam hasil akhir atau pengendalian kualitas, atau dapat dikatakan juga sebagai usaha untuk mempertahankan mutu dan kualitas dari barang yang dihasilkan agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijakan-kebijakan perusahaan (Al Choir, 2018). Etika profesi dalam QC merupakan fondasi dari kepercayaan antara produsen dan konsumen. Ketika konsumen merasa bahwa produk yang mereka beli dihasilkan dengan memperhatikan etika, mereka akan merasa lebih aman, puas, dan loyal terhadap merek produk tersebut.
Dalam proses Quality Control diperlukan etika untuk menerapkan prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai etis dalam pelaksanaan kegiatan pengendalian mutu (Dewi dan Fakhrunnisa, 2020). Kegiatan ini mencakup semua aspek, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga pelaporan hasil pengendalian mutu. Etika penting diterapkan untuk memastikan bahwa produk atau jasa yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan, aman untuk digunakan, dan tidak merugikan konsumen maupun lingkungan. Etika dalam Quality Control dapat meningkatkan kepercayaan konsumen, reputasi perusahaan dan memastikan penerapan regulasi tetap terlaksana untuk mencapai mutu produk yang sesuai.Â
Prinsip-prinsip etika dalam Quality Control sangat penting untuk memastikan kepercayaan, keandalan, dan keberlanjutan operasional. Prinsip-prinsip etika dalam Quality Control meliputi:
Integritas mengacu pada kejujuran dan keterbukaan dalam pelaksanaan tugas. Seorang QC harus melaporkan hasil pengujian sesuai dengan kondisi sebenarnya, tanpa memanipulasi data atau menyembunyikan informasi yang dapat mempengaruhi keputusan.
- Objektivitas
Seorang QC membuat keputusan berdasarkan fakta dan data yang terverifikasi, tanpa pengaruh bias, emosi atau tekanan dari pihak lain.
- Keadilan
Prinsip ini berarti memberikan perlakuan yang sama kepada semua pihak tanpa diskriminasi berdasarkan ras, gender, status sosial atau faktor lain yang tidak relevan sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
- Tanggung jawab
Tanggung jawab mencakup komitmen untuk menerima konsekuensi dari hasil kerja. QC harus memastikan produk yang keluar memenuhi standar dan siap menghadapi konsekuensi jika terjadi kesalahan atau kelalaian.
- Kerahasiaan
Kerahasiaan adalah menjaga informasi sensitif terkait proses, formula atau hasil pengujian dari pihak yang tidak berwenang. QC sering kali menangani data internal perusahaan atau informasi yang dilindungi hukum, sehingga kebocoran informasi dapat merugikan perusahaan secara finansial maupun reputasi.
- ProfesionalÂ
Prinsip ini menekankan pentingnya peningkatan kompetensi secara berkelanjutan melalui pelatihan, sertifikasi dan pembelajaran tentang teknologi atau regulasi baru.