Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Virus Anjing Gila

18 Oktober 2015   13:39 Diperbarui: 18 Oktober 2015   15:35 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Kata temanku Dokter Spesialis Kegilaan, seekor anjing gila itu membawa virus gila ke mana-mana. Aku pernah bertanya kepadanya, kenapa anjing kok bisa menjadi gila? Padahal ia hidup seadanya, hanya beratapkan langit dan beralaskan bumi.

Kata temanku: itu akibat pergaulan. Bergaul dengan anjing gila maka ikut menjadi gila. Apa lagi kalau sampai saling menggigit satu sama lain. Betul juga, manusia pun begitu. Entah anjing yang meniru perbuatan manusia atau manusia yang meniru-niru perbuatan anjing.

Di suatu kampung, namanya kampung Sontoloyo,  terjadi geger karena mewabahnya penyakit gila. Kegilaan manusia yang seperti anjing. Mulutnya keluar air liur dan lidahnya terjulur serta matanya merah. Tanpa ba bi bu langsung mengejar siapa saja yang tak disukainya dan auughh…tiba-tiba menggigit. Tak lama kemudian yang tergigit itu ikutan pula menjadi gila!

Geger itu terdengar sampai ke ibu kota.  Lalu Sang Presiden Repulik Abal –abal memerintahkan tindakan darurat. Perintahnya sangat jelas dan terang: “Tangkap semua mereka yang gila dan bungkam mulutnya agar tidak bisa menggigit dan menyebarkan kegilaan!” Sebuah perintah yang sangat cerdas dari seorang pemimpin yang waras. Jajaran di bawahnya yang cepat tanggap atas perintah Sang Presiden langsung mengimplementasikan dalam bentuk langkah-langkah yang kongkrit.

Kepala sama hitam tetapi hati di dalam siapa yang tahu. Sang Mentri Urusan Kegilaan yang menjadi repot dan malu akibat tersebarnya berita tersebut mengabil langkah-langkah yang menurutnya “lebih waras” dari perintah Sang Presiden. Lalu keluarlah perintah tertulis kepada jajaran di bawahnya: “Tangkap semua mereka yang waras dan bungkam mulutnya agar tidak menggigit!”.

Al hasil hilanglah segala berita hangat dari berbagai media tentang menyebarnya penyakit gila di kampung tersebut.  Suasana menjadi senyap namun penyakit gila terus saja menyebar. Hingga para petugas yang langsung diterjunkan ke lapangan pun jadi ikut-ikutan gila. Temanku Si Dokter Spesialis Kegilaan yang datang terakhir ke lokasi tersebut menjadi terkejut. Bagaikan suasana di Planet Mars, semuanya saling menggigit dan mereka terlihat sama-sama menikmati dunia mereka yang baru.

Ketika Si Dokter Spesialis Kegilaan itu datang dan menyapa mereka, seisi penduduk kampung yang masih hidup meneriakinya gila dan mengejar-ngejarnya sampai jauh ke dalam hutan. Entah berapa lama ia bersembunyi di dalam hutan. Ketika keluar dari dalam hutan dia pun terlihat seperti orang gila. Entah apa sebabnya, mungkin karena dia tak mampu memendam obsesinya sendiri!?

****

Batam, 2015.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun