Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tiga Program Unggulan Agus-Sylvi Menyerap Sekitar 75% APBD DKI

16 Januari 2017   00:57 Diperbarui: 16 Januari 2017   13:12 2231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: http://www.monitorday.com

Dalam debat, Jumat (13/1) malam, Calon Gubernur (Cagub) nomor urut 1 membeberkan 10 program unggulannya.  Tiga program unggulan teratas adalah: 1) Memberikan bantuan langsung sementara untuk keluarga miskin dan kurang mampu sebesar Rp. 5 juta per keluarga miskin per tahun, 2) Pemberdayaan komunitas tingkat RT/RW dengan bantuan dana Rp. 1 milyar per RW per tahun, 3) Mengurangi pengangguran dan menciptakan lapangan kerja dengan memberikan bantuan modal usaha Rp. 50 juta per unit usaha untuk menciptakan lapangan kerja.

Menurut data dari dinas terkait berdasarkan data ter-up date yang bisa diakses melalui internet bahwa ada 2709 RW di Jakarta pada tahun 2014, jumlah UMKM di Jakarta ada 930.620 unit pada tahun yang sama, jumlah keluarga miskin di DKI menurut data 2016 adalah 385.840 kepala keluarga (KK). Sementara APBD DKI 2016 lalu sebesar Rp. 67 triliun.

Sekarang mari kita hitung besaran angka dan persentase perkiraan untuk ketiga program unggulan tersebut:

  • Program Bantuan Langsung Sementara:  385.840 KK x Rp. 5 juta/KK = Rp. 1,9 triliun/tahun
  • Pemberdayaan komunitas RW: 2709 RW x Rp. 1`miliar = Rp. 2,71 triliun/tahun
  • Guyuran dana untuk UMKM: 930.620 unit usaha x Rp. 50 juta/unit = Rp. 46,5 triliun/tahun  

Total jumlah dana APBD yang digunakan untuk 3 program dari 10 program unggulan yang diajukan Paslon Agus-Syilvi adalah sekitar Rp. 51,1 triliun.  Bila dibandingkan dengan angka APBD DKI 2016 sebesar Rp. 67 triliun maka sekitar 75% dana APBD tersedot untuk ketiga program di atas. Lantas 25% yang sisanya dipakai untuk membiayai 7 program lainnya ditambah biaya gaji pegawai honorer dan pengeluaran rutin lainnya.  APBD DKI 2017 berkisar Rp.70,28 triliun.Porsi belanja untuk pendidikan, kesehatan, mengatasi kemacetan, dan untuk pengendalian banjir saja mengambil porsi berkisar 45 % dari total anggaran di luar gaji. Fantastis! Apakah dana itu akan tepat sasaran dan bisa dipertanggungjawabkan?

Tiga program popular seakan-akan menebar mimpi bagi para calon pemilih di DKI Jakarta, jurus lama yang dulu pernah digunakan Pepo untuk menarik suara pada waktu Pilpres.  Warga Jakarta jangan bermimpi akan bisa terlepas dari banjir dan kesembrawutan Jakarta untuk lima tahun mendatang bila Agus-Sylvi terpilih jadi Gubernur/Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.  Selamat terapung warga Jakarta, selamat mengapung bersama Agus-Syilvi.  Ruang tahanan KPK masih terlalu luas untuk menampung para koruptor!

*****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun