Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sorot Mata Kejora

17 Januari 2016   15:27 Diperbarui: 17 Januari 2016   16:00 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

menari dan bernyanyilah
wahai malamku  
dalam irama matahari 
yang paling membakar 
tenggelamkan daku 
ke dalam gemersik reranting pinus 
yang paling ikhlas 
ketika melepaskan dedaun keringnya 
yang melayang jatuh
ke laut sunyi

menarilah dan bernyanyilah
wahai malamku
bagai senandung serumpun bambu
yang tetap kokoh berdiri 
ketika badai berlalu 
yang tetap bertunas 
meski El Nino datang 
membakar 

mata kejora menatapku
dari suatu ketinggian yang jauh
aku ingin menjangkaunya
sebagaimana kerinduanku
menjangkau keluasan samudera
menyelami palungnya yang paling dalam
panggil panggilah ia
agar segera mendekat
dan merapat
di sini aku
merindu

aku si anak kembara
tak tentu arah langkah kakiku
kuikuti irama pagi yang bangkit
kucontoh cara beburung terbang
kutelusuri sungai kehidupan
dengan berperahu rindumu
agar dapat kau lihat
rupa wajahku
yang mencarimu

menari dan bernyanyilah
wahai malamku
dalam irama tarian para pemujamu
di malam sunyi
dapatkah kau rasakan aku
yang kian melemah di dalamnya
di kedalaman laut misterimu
tempat cinta kekal dicari
dan bersemayam
abadi!

 

******

Batam, 2016.

 

 

Sumber Ilustrasi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun