Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pilkada Para "Pelacur"

30 Agustus 2016   12:44 Diperbarui: 30 Agustus 2016   13:14 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: www.rmol.co

Orang munafik terus menghujat, menebar kebencian

semata demi meraih simpati dan kepercayaan publik

demi membela orang yang membayar keyakinannya

demi proses politik yang mempertaruhkan gengsinya

Demokrasi, menghasilkan pelacur-pelacur berdasi

keyakinan dan harga diri diperjualbelikan begitu rupa

demi sebuah kemenangan, atas nama rasa cinta negri

atas nama kemajuan dan kekuasaan  partai politik

Kebebasan, kata-kata lacur yang bebas meluncur

dari mulut siapa saja, tanpa etika dan rasa malu

orang-orang saling menghujat, menebar kebencian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun