Jessica Kumala Wongso saat ini dalam status tersangka. Sangkaan yang dikenakan padanya sebagai pelaku yang memasukkan racun sianida ke dalam gelas kopi yang diminum dan menyebabkan kematian Mirna. Polisi merasa punya alasan kuat dalam menetapkannya sebagai tersangka.
Namun masih banyak yang harus dilengkapi guna memperkuat bukti-bukti yang sudah ada. Suatu pekerjaan yang tidak bisa dilakukan secara tergesa-gesa dan perlu kehati-hatian. Kasus pembunuhan Mirna tergolong pembenuhan berencana. Siapa pun yang terjerat sebagai pelaku utama dalam kasus ini akan menerima hukuman yang tidak ringan.
Kasus pembunuhan Mirna menggelinding bagai bola salju, makin lama makin membesar karena berhasil menyita perhatian publik. Entah siapa yang pertama menghembusnya, angin tuduhan sejak awal terarah ke Jessica sebagai pelakunya. Terjadi pro kontra dan debat intelektual di dalam kasus ini, menyebabkan pihak penyidik Polda Metro Jaya bersikap ekstra hati-hati.  Cepat atau lambat, kasus pembunuhan ini akan memasuki ranah persidangan dengan menempatkan Jessica sebagai tersangka.
Merebak kembali berita angin yang mengatakan bahwa Jessica seorang lesbi yang mencintai Mirna secara tidak wajar. Mungkin maksudnya hendak mengatakan bahwa kasus pembunuhan ini berlatar belakang asmara, dendam dan cemburu. Berdasarkan kabar ini maka motif pembunuhan mulai dibentuk atau dicarikan benang merahnya dengan masuknya sianida ke dalam gelas kopi yang diminum Mirna. Â
Terlepas benar atau tidak Jessica seorang lesbi, kalau tidak ada bukti kuat yang tak terbantahkan bahwa Jessicalah pelakunya maka motif apa pun yang coba dibangun akan sia-sia. Atau mungkin ada yang ingin mengatakan bahwa pembunuh Mirna pastilah seorang lesbian? Atau mungkin juga maksudnya hendak mengatakan bahwa setiap orang lesbian cenderung jadi pembunuh?
Racun sianida hanyalah alat yang dipergunakan untuk membunuh Mirna. Kalau memang si pelaku punya niat ingin membunuh, alat apa pun bisa digunakan mewujudkan niat si pelaku. Pilihan alat pembunuh adalah pilihan kemudahan mendapatkannya, atau ditemukan secara tidak sengaja karena sedang terdesak, atau sejalan dengan rencana dan strategi serta tujuan dari pembunuhan itu sendiri. Â
Menggunakan racun sianida sebagai alat pembunuh biasanya dipergunakan dalam suatu perbunuhan yang terencana, dalam suatu missi yang bersifat rahasia. Alasannya karena si pelaku tidak ingin perbuatannya diketahui atau terlacak. Tujuannya bisa jadi sebagai pesan atau pelampiasan amarah. Sasarannya  bisa jadi perorangan atau suatu lembaga.  Dalam kasus pembunuhan Mirna, pilihan alat pembunuh ini mengundang tanda tanya besar. Apakah karena faktor mudah didapatkan ataukah ada pesan-pesan tertentu yang ditujukan kepada lembaga intelijen Indonesia?
******
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H