Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Negarawan Negeri Para Pencoleng

9 Februari 2016   18:19 Diperbarui: 9 Februari 2016   18:28 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

komisi anti rasuah tak berdaya, dipereteli kekuatannya 
bagai kucing tua menunggu bangkai tikus tergilas jadinya 
“petugas partai, mengabdi kepada partainya,” kata si nyonya 
partai politikmu lahir dari dan untuk mengabdi kepada siapa? 

lucunya negeri ini, negarawan dan maling tak ada bedanya
hukum diotak-atik dan ditempa hingga menjadi serupa golok
maling sandal, maling jeruk, maling ayam kena sisi tajamnya
elit politik, pejabat, dan penguasa partai pada sisi tumpulnya

mereka berkata lantang, ‘aseng dan asing’ haram katanya
di suatu tempat yang tersembunyi mereka duduk bersama
meminta jatah preman, mereka menjadi calo dan bekingnya
atas nama itu undang-undang direvisi, ‘demi rakyat’ katanya

ketika kepentingan bisnis para politikus partai jadi panglima
disanalah percaturan dan pertarungan politik sesungguhnya
untung rugi ditakar, segala kekuatan penghalang dibungkam
atas nama rakyat, semata demi bangsa dan negara, katanya!

 

******

Batam, 2016.

*) Sumber Ilustrasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun