Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Menduga Motif Pembunuhan Mirna

1 Februari 2016   18:52 Diperbarui: 2 Februari 2016   05:28 1743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Proses prarekonstruksi kematian Wayan Mirna Salimin di kafe Olivier, West Mall, Grand Indonesia di Jakarta Pusat, Senin (11/1). Foto: Fathan Sinaga/JPNN - See more at: http://fajar.co.id/headline/2016/02/01/ini-fakta-racun-sianida-dan-misteri-kematian-mirna.html#sthash.NRb2ErOE.dpuf"][/caption]Mirna dibunuh dengan Natrium Sianida (NaCN) yang dimasukkan ke dalam minuman.  Dari pernyataan ini saja jelas tergambar bahwa ini sebuah pembunuhan berencana. Berencana karena racun sianida harus diadakan, kapan dan di mana racun itu akan dipergunakan juga harus ditentukan.  Dibalik sebuah rencana pasti ada pelaku yang merencanakan atau mungkin juga ada pelaku lain yang tugasnya melakukan eksekusi, dan lain-lain.

Menjadi tanya besar dalam kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin ini adalah: siapa saja yang merencanakannya, siapa saja yang tahu atau terlibat dengan rencana ini, lalu apa alasannya sehingga Mirna harus dibunuh?

Katakanlah tersangka Jessica adalah perencana dan sekaligus pelaku tunggal dalam kasus pembunuhan Mirna. Lalu muncul pertanyaan, dari siapa dan di mana pelaku Jessica berhasil mencapatkan racun NaCN? Apa motifnya? Kenapa memilih menggunakan racun yang bersifat reaktif dan spontan sehingga bila pelakunya berada di tempat akan sulit mengelak dari tuduhan? Kenapa memilih tempat di ruang publik sehingga dapat mengundang perhatian banyak orang?

Lalu tentang pemilihan waktu dan tempat eksekusi. Siapa yang membantunya mengobservasi lokasi guna menentukan sudut ruang atau di meja mana kiranya tempat yang relatif aman untuk melaksanakan rencananya?

Pembunuhan berencana, pelaksanaan eksekusi harus disesuaikan dengan waktu dan tempat eksekusi, termasuk memperhitungkan keberadaan kamera CCTV pengawas. Membaca lokasi dan menentukan apa saja yang dibutuhkan agar pelaksaan eksekusi berjalan aman, agar sesuai dengan rencana.

Membunuh dengan alat pembunuh berupa racun menunjukkan bahwa si pelaku menginginkan agar jejaknya tidak diketahui orang.  Sianida atau arsen biasanya “mainan” orang-orang intelijen, dilakukan tanpa meninggalkan jejak yang fatal, dan kerap dilakukan di ruang publik.

Tersangka Jessica ketika datang ke Oliver Café menenteng tiga buah tas kertas. Ternyata tas kertas itu gunanya untuk menghalangi pandangan kamera CCTV. Membawa tas kertas itu diperkirakan bagian dari strategi yang telah direncanakan.  Dugaan sementara bahwa racun NaCN itu berhasil dimasukkan ke dalam gelas dalam tempo sekitar 3 menit tanpa ada orang yang menyaksikannya. Tergambar segala sesuatunya terencana dengan rapih.

Muncul pertanyaan, mungkinkah seorang pembunuh amatir mampu berencana dan melaksanakan semua ini sendirian, tanpa bantuan orang lain? Mungkinkah seorang pembunuh amatir bisa menyulitkan Polisi sedemikian rupa?

Hanya seorang yang terlatih yang mampu melakukannya sendirian tanpa bantuan orang lain. Kalau memang benar Jessica melakukannya sendiri, dari mana Jessica mendapatkan keterampilan ini? Kalau motifnya sekedar balas dendam pribadi, kenapa ia memilih cara membunuh yang rumit dan hasilnya dapat lihat dengan cepat? Kalau ada dendam pribadi, dari sekian banyak teman-temannya yang  juga mengenal Mirna yakin pasti ada yang mengetahui dendam seperti apa yang dimiliki Jessica terhadap Mirna.

Apakah si pelaku seorang psikopat sehingga sulit diduga motifnya? Rasanya janggal kalau dikatakan ia seorang psikopat. Rasa percaya diri yang ditampilkannya bisa jadi karena merasa aman sebab ada sesuatu yang akan melindunginya. Mungkin dia hanya sekedar alat dari seseorang yang punya kepentingan dengan hilangnya nyawa Mirna. Mungkin pembunuhan ini dimaksudkan sebagai pesan kepada orang tuanya atau mungkin juga pesan kepada seseorang lainnya.

*****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun