Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Makna Hashtag "Kami Tidak Takut"

18 Januari 2016   19:13 Diperbarui: 18 Januari 2016   19:13 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melalui teror bom di kawasan Thamrin, Jakarta pada Kamis (14/1) yang lalu, secara terang benderang ISIS telah menyampaikan pesannya ke berbagai pihak bahwa mereka telah hadir di Indonesia.  Teror yang dilancarkan terkesan amatiran tersebut mungkin bukannya tanpa maksud. Biarlah, itu domain aparat keamanan Indonesia untuk menggalinya lebih jauh dan dalam maksud-maksud yang masih tersembunyi di dalamnya. Tulisan ini sedikit membahas alasan logisnya, dan juga membahas perang virtual yang tengah terjadi.  Hashtag “Kami Tidak Takut” adalah bentuk perlawanan nitizen Indonesia yang berpikiran waras terhadap serangan ISIS.

Kita pernah mengetahui betapa dahsyatnya Bom Bali yang dilancarkan oleh Imam Samudera dan kawan-kawan. Peristiwa itu adalah teror pertama atau teror perkenalan dari kelompok radikal yang berafiliasi ke Al Qaeda.  Pesannya sangat jelas, sebagai bentuk eksistensi diri dan sekaligus menebar ancaman besar bagi siapa saja yang bekerjasama dan melindungi kepentingan Barat. Bom perkenalan yang sangat dahsyat itu kemudian disusul lagi oleh aksi-aksi yang serupa dalam berbagai skala serangan di berbagai tempat, dan akhirnya pemerintah Indonesia menbentuk Tim Departemen Khusus (Densus) 88 anti teror guna menindak dan menangkal aktivitas terorisme di Indonesia.

Berbeda dengan strategi kelompok tersebut, serangan teror perkenalan yang dilancarkan oleh kelompok ISIS Indonesia terkesan seakan  amatiran dan tidak memiliki target tertentu. Seandainya digunakan logika seperti cara berfikir kelompok Imam Samudera bahwa serangan perkenalan haruslah menimbulkan dampak yang besar dan dalam, tentu dari segi kualitas personel bahan peledak dan persenjataan yang dipergunakan dipilih yang berkualitas, bahan-bahan yang bersifat eksplosif berdampak kerusakan besar dan menimbulkan banyak korban. Tetapi kenapa tidak demikian, tidak semerdu nyanyian yang pernah disuarakan dari markas ISIS di Suriah sana?

Bisa jadi karena kinerja bagus aparat keamanan Indonesia dalam membatasi ruang gerak teroris, termasuk didalamnya membatasi ruang gerak bagi mobilisasi senjata api laras panjang dan bahan-bahan peledak yang sangat berbahaya. Namun juga harus dipertimbangkan kemungkinan adanya strategi baru dari ISIS karena belajar dari pengalaman kelompok sebelumnya.

Reaksi nitizen dengan menggemakan hashtag “Kami Tidak Takut” sangat membantu aparat keamanan Indonesia dalam mengendalikan situasi nasional pasca teror terjadi. Sebagai bentuk perlawanan dari rakyat, gerakan nitizen ini dianggap tepat dalam rangka melawan serangan cyber dari pihak ISIS yang selalu muncul mengiringi gerakan teror yang bersifat fisik.  

Ada tuduhan bahwa teror bom di kawasan Thamrin sebagai teror yang direkayasa oleh aparat keamanan, sebagai upaya pemerintah mengalihkan issue dalam negri, adalah strategi lama dalam perang cyber. Tujuannya adalah menimbulkan kebingungan dan juga menumbuhkan rasa kurang percaya masyarakat terhadap pemerintah.  Reaksi perlawanan dari nitizen baik itu berupa hashtag, meme, atau melalui artikel-artikel yang positif adalah bentuk kesadaran masyarakat dalam ikut serta menciptakan kondisi aman dan damai di bumi Indonesia.  

Strategi populer yang biasa digunakan ISIS lewat media sosial atau yang biasa disebut sebagai “twitter boms” mendapatkan perlawanan sengit dari nitizen Indonesia yang berpikiran waras. Gerakan serupa telah terjadi di berbagai negara. Nitizen diajak bergabung mengunggah konten apapun di media sosial baik berupa tulisan, hashtag, meme, komik, satir, dan sebagainya dalam rangka menangkal serangan ISIS yang bersifat psikologis. Perang ini bisa berlangsung lama, bisa jadi dalam hitungan minggu atau beberapa bulan ke depan, media sosial di Indonesia akan terus diramaikan perang cyber antara yang pro dan kontra terhadap paham-paham radikal dan gerakan terorisme yang dilancarkan oleh ISIS di Indonesia.  Gerakan hashtag “Kami Tidak Takut”, jangan cepat berlalu!

*****

Sumber Ilustrasi:

http://cdn.sindonews.net/dyn/620/content/2016/01/14/133/1077016/hastag-kamitidaktakut-buktikan-indonesia-tidak-takut-teroris-u3L.jpg

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun