Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kesaksian Maroef Syamsoeddin Akan jadi Penentu Tingkat Kesalahan Setya Novanto

26 November 2015   15:26 Diperbarui: 26 November 2015   16:22 2246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Freeport Gate yang terungkap lewat rekaman pembicaraan Maroef Syamsuddin (Presidir PT.FI). Setya Novanto (Ketua DPR RI), dan Riza Chalid (Pengusaha) tengah dalam proses di MKD. Substansi masalahnya adalah seorang Ketua DPR  bertemu pihak Freeport membahas masalah perpanjangan kontrak , sesuatu yang bukan menjadi domain kerjanya. Setya Novanto seorang legislator membahas masalah yang menjadi domain eksekutif.  Rekaman yang dijadikan barang bukti adalah rekaman pada pertemuan ketiga, berlangsung di Hotel Ritz Carlton. Dalam pertemuan tersebut Setya Novanto ditemani oleh Riza Chalid.

Sebagai alasan pelaporan oleh Menteri ESDM atas kasus lobi-lobi gelap tersebut, Sudirman Said mengatakan: Setya Novanto mencatut nama Presiden dan Wakil Presiden dalam perundingan seakan apa yang dikatakannya dalam perundingan tersebut telah disetujui oleh Presiden Jokowi, ada pembicaraan yang bersifat fitnah bahwa ada permintaan saham dari Presiden dan Wapres sebesar 20% yang disampaikan melalui Setya Novanto, dan ada perintah bahwa Freeport harus membangun PLTA di Urumuka lalu dikatakan bahwa listrik dari PLTA yang dibangun itu harus  dibeli oleh Freeport dan 49% dari saham PLTA tersebut adalah milik swasta nasional (perusahaan milik Setya Novanto?).

Kata “meminta” yang ditudingkan oleh Sudirman Said maksudnya, bahwa Setya Novanto dalam lobi-lobi gelap itu memposisikan dirinya sebagai wakil pemerintah. Permintaan yang diajukan oleh Setya Novanto dalam lobi gelap dikatakannya sebagai permintaan pemerintah. Motifnya berbuat begitu belum diketahui secara jelas, namun pencemaran nama baik dan adanya tindak penipuan terang benderang dalam lobi-lobi gelap tersebut.

Lobi-lobi gelap tersebut terjadi dalam 3 kali pertemuan. Pertemuan pertama terjadi pada 27 April 2015 di Gedung DPR RI. Pertemuan kedua terjadi pada 13 Mei 2015, pertemuan ketiga pada 8 Juni 2015, pertemuan kedua dan ketiga berlangsung di Lantai 21 Ritz Carlton, Pacipic Place Board 1 dan Board 2.

Harus ada penjelasan dari Maroef Syamsoeddin bahwa siapa yang punya inisiatif awal melakukan pertemuan kesatu, kedua, dan ketiga dan siapa yang menentukan tempat pertemuan berlangsung.  Jawaban atas pertanyaan ini penting untuk menggali motif Setya Novan dan Riza Chalid, dan juga penting untuk mengungkap motif perekaman pertemuan tersebut.

Maroef Syamsuddin juga harus menjelaskan siapa yang lebih dahulu menyebutkan  angka 20% saham untuk Presiden dan Wapres, dan siapa yang mengajukan komposisi saham PLTA Urumuka 49% : 51%? Apakah betul Maroef Syamsoeddin pernah meminta tolong kepada Riza Chalid untuk membangun PLTA di Urumuka. Maroef Syamsoeddin juga harus menjelaskan siapa orang lain yang ditemuinya, selain Riza Chalid dan Setya Novanto dalam kaitannya dengan lobi-lobi gelap tersebut.

Marsekal Madya (purnawirawan) Maroef Syamsuddin sebelum menjadi Presiden Direktur PT. Freeport Indonesia adalah Waka BIN (2011 -2014), ketika pensiun diminta oleh Jim Bob Muffet untuk menjadi Presidir PT. FI. Perkenalannya dengan Freeport berawal pada 2011 ketika terjadi pemogokan massal karyawan Freeport. Keberhasilannya dalam melaksanakan  tugas yang diberikan oleh Presiden SBY saat itu, akhirnya menarik perhatian manajemen Freeport hingga ketika pensiun dari TNI AU diminta untuk menjabat Presidir perusahaan tambang emas nomor satu di dunia tersebut.

Ia memegang amanah tersebut pada 7 Januari 2015 menggantikan Rozik B. Soetjipto. Visi dan misinya tidak meragukan, ia punya visi yang bagus tentang bagaimana cara seharusnya Freeport berperan dalam pembangunan Papua, dan juga tentang kontribusi Freeport bagi pembangunan nasional.

Kalau menyimak sosok Maroef yang saya gali dari berbagai sumber, sepertinya beliau sangat profesional, dan sangat jauh dari gambaran sosok yang suka bermain lewat pintu belakang. Adalah sangat penting untuk mendengarkan penjelasannya secara panjang lebar tentang kasus yang melibatkan Setya Novanto dan Riza Chalid ini, agar terungkap dan masyarakat pun dapat menilai apa yang sesungguhnya ada di benak Setya Novanto yang mau menyibukkan diri membantu Sudirman Said memecahkan masalah kepastian perpanjangan kontrak sebelum tahun 2019.

 Penjelasan Maroef Syamsoeddin akhirnya akan menjadi penentu seberapa besar tingkat kesalahan yang telah dilakukan oleh Setya Novanto,  dalam persidangan di MKD. Semoga kesaksian Maroef Syamsuddin diperdengarkan kepada publik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun