Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Darmawan Salihin Mengetahui Motif Sesungguhnya Pembunuhan Mirna

5 Februari 2016   02:28 Diperbarui: 5 Februari 2016   03:11 9736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Darmawan Salihin, menantu dan anaknya, sebagai orang tua, suami, dan saudara kembar Mirna terlihat kian agresif menyerang Jessica yang kini berada dalam tahanan Polda Metro Jaya. Bertolak belakang dengan kondisi awal ketika pihak kepolisian meminta izin untuk mengautopsi anaknya. Darmawan Solihin sempat menolak namun akhirnya mengizinkan polisi mengautopsi tubuh anaknya yang telah terbujur kaku.

Ketika Mirna dibawa ke rumah sakit Agus Waluyo, Menteng , Jakarta Pusat beliau sempat hadir di sana, dan bahkan sempat melihat kehadiran Jessica dan Hannie di sana.  Kondisi Mirna saat itu meninggal secara tidak wajar, bahkan Darmawan Solihin sendiri sempat mengatakan bahwa sebelumnya Mirna tidak pernah sakit.  Sebagai orang tua tentu akan merasa heran dan pasti betanya-tanya, kenapa tiba-tiba begini? Kecurigaan bahwa Mirna meninggal karena keracunan sudah ada sejak di rumah sakit, sebelum jenazah dibawa pulang. Kecurigaan inilah akhirnya mendorong Tim Reskrimum Polda Metra Jaya turun tangan langsung menyelidiki kasus ini.

Sungguh aneh pada awalnya Darmawan Salihin sempat menolak autopsi terhadap jenazah anaknya, padahal di tahu Mirna meninggal secara tidak wajar. Disini terlihat bahwa sebetulnya Darmawan Salihin telah menduga motif pembunuhan terhadap anaknya, dan mungkin dia punya perkiraan siapa pelaku yang sesunguhnya. Darmawan Salihin mengijinkan Polisi mengautopsi tubuh anaknya bisa jadi karena terpaksa karena mau tidak mau pihak Kepolisian harus terlibat dalam penyelidikan kasus ini.

Setelah Direktorat Reserse dan Kriminal Umum Polda Metro Jaya menangkap Jessica atas dugaan sebagai pelaku pembunuhan terhadap Mirna, tiba-tiba muncul banyak informasi dari keluarga Darmawan Salihin tentang hubungan Mirna dan Jessica. Mulai dari pesan mesra dari jessica hingga ungkapan ketakutan Mirna terhadap Jessica, keluar secara beruntun. Secara psikologis wajar bila Darmawan Salihin mengungkapkan kemarahannya. Namun bila dicross cek kembali dengan sikap awalnya yang menolak autopsi padahal dia tahu Mirna meninggal secara tiwak wajar, terkesan sikap marahnya itu seperti sebuah sandiwara belaka.

Menyimak isi transkrip percakapan antara ayah Mirna, penyidik, dan petugas kafe yang banyak beredar di media jejaring sosial maka memperkuat dugaan bahwa Darmawan Salihin sebetulnya tahu apa motif pembunuhan Mirna yang sesungguhnya.  Jelas bukan motif asmara seperti yang pernah ditepisnya ketikas menanggapi seputar beredarnya issue bahwa ada hubungan sejenis antara Mirna dan Jessica. Namun anehnya issue yang semula ditepisnya  itu tiba-tiba dibangkitkannya kembali mengikuti irama permainan yang diperagakan oleh penyidik Polda Metro jaya.

Ketika peristiwa itu terjadi di Oliver Caffe pada 6 Januari 2016, saat itu Jakarta sedang ketat-ketatnya dalam pengawasan oleh pihak keamanan Indonesia terkait adanya informasi intelijen rencana serangan ISIS di Jakarta. Kenapa tiba-tiba bisa muncul kasus pembunuhan dengan bahan racun sianida yang masuk kategori sangat berbahaya? Anehnya lagi begitu sorotan masyarakat terhadap kasus Bom Thamrin yang didalangi oleh ISIS Indonesia mulai reda, tiba-tiba menggelinding dengan derasnya pemberitaan dan tanggapan masyarakat terhadap kasus pembunuhan Mirna?

Ada aroma intelijen dalam kasus pembunuhan Mirna. Tercium dari hal-hal beriku ini: menggunakan racun sianida sebagai alat pembunuh, dilakukan di ruang publik, tidak ada seorang pun yang melihat bagaimana racun sianida dimasukkan ke dalam gelas, dan kasus ini sepertinya sengaja didorong agar mendapatkan porsi yang besar dalam pemberitaan dan otomatis menjadi sorotan publik. Sangat jelas bahwa kasus ini memiliki indikasi adanya sebuah pesan, disamping boleh dipandang sebagai kasus kriminal umum. Pesan itu mungkin ditujukan kepada Darmawan Salihin atau mungkin kepada lembaga intelijen Indobesia (BIN).

Seperti halnya kasus pembunuhan Munir, harus ada sesuatu yang dikorbankan agar kasus yang telah menjadi sorotan publik ini dapat diredam dan dikendalikan. Jessica dikorbankan dan diberondong dengan berbagai tuduhan sedemikian rupa, apakah ini sebuah pancingan agar otak sesungguhnya kasus ini segera keluar guna menetralisir opini terhadap Jessica guna menghindari jatuhnya hukuman berat yang akan menimpanya? Siapa udang yang bersembunyi di balik batu perkara ini? Mudah-mudahan ini hanya sebuah kasus pembunuhan berlatar belakang bisnis. Jejak Darmawan Salihin di Australia juga harus diselidiki, termasuk hubungannya dengan pacar bule Jessica yang tinggal di sana.

******

Sumber Ilustrasi:

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun