Saat tengah sibuk-sibuknya menggodok Cagub bagi Koalisi Cikeas yang terdiri dari Demokrat, PPP, PKB, dan PAN ada terdengar celetukan dari SBY: “ Pilkada rasa Pilpres”. Celetukan yang tampaknya sengaja diekspose ke media itu untuk orang sekaliber SBY tentulah bukan sekedar gurauan biasa. Setelah itu terdengar pengumuman resmi bahwa Koalisi Cikeas mengusung Paslon Agus Harimurti –Sylviana Murni sebagai Cagub/Cawagub DKI Jakarta untuk maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.
Kalau maksudnya mengatakan“Pilkada rasa Pilpres” adalah harus “all out”mengerahkan segala sumberdaya dan sumber dana partai-partai koalisi tetapi kenapa yang diusung justru seorang Agus Harimurti yang notabene masih hijau dalam berpolitik? Lalu dipasangkan dengan Sylviana Murni yang merupakan pejabat teras Pemprop DKI. Apakah Koalisi Cikeas berniat adu program dengan Paslon Petanaha yang merupakan atas langsung Sylviana Murni? Jika begitu jelas strategi yang konyol. Meraba-raba target SBY mengorbitkan Agus Harimurti dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 tidak lebih sebagai ajang latihan awal baginya guna menyesuaikan diri dalam atmosfer dunia politik.
Demokrat membutuhkan figur baru sebagai pelanjut estafet kepemimpinan SBY. Hal itu tidak mudah bagi Partai Demokrat karena banyak kader-kader potensial yang justru masuk bui karena tersandung kasus korupsi. Kebutuhan Demokrat saat ini bukan meraih Kursi DKI 1, tetapi bagaimana mengembalikan kepercayaan publik agar peroleh suara Demokrat meningkat di Pileg 2019. Agus Harimurti adalah masa depan bagi Demokrat, penerus dinasti Cikeas dalam kancah perpolitikan nasional di masa depan. Dalam 10 tahun mendatang belum tentu Agus Harimurti mampu mencapai pangkat Jendral bintang empat. Dengan terjun ke dunia politik dalam 10 tahun mendatang bisa saja ia menjadi seorang Presiden RI. Mengambil pensiun dini dari TNI adalah investasi dini bagi Agus Harimurti, atas kalkulasi cerdik dari sang ayah.
Pada akhirnya situasi terkini peta perpolitikan di DKI Jakarta menjelang pelaksaan Pilkada nanti yang akan menentukan apakah Koalisi Cikeas akan “all out” ataukah sekedar memanfaatkan moment Pilkada DKI Jakarta 2017 sebagai ajang perkenalan “tampilan baru” Demokrat. Disamping tengah mendidik putra mahkotanya, SBY juga tengah berspekulasi “jikalau ada celah” untuk mencuri kemenangan atas Megawati dan Prabowo dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Kalau dihitung-dihitung secara rasional, target Koalisi Cikeas hanya sekedar ikut meramaikan, bukan meraih kemenangan.
*****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H