sewaktu bersandar di pintu senja merah di ufuk timur
ketika amuk angin utara mengaduk-aduk tubuh lautan
kutambatkan perahu layar di sebuah pantai yang sunyi
sebuah gugusan pulau kecil yang bertuliskan namamu
Â
di sana, kukirim isyarat biru menyala ke bola matamu
yang menatap ke badai di kejauhan, angin dan ombak
mengocok perut lautan, memuntahkan isinya ke pantai
pasir landai tempat bebuih putih menyimpan rindumu
Â
lidah ombak Laut Cina Selatan menjilat bibir tebing
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!