Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menebak Arah Panah Pernyataan SBY

11 Februari 2016   01:17 Diperbarui: 11 Februari 2016   02:54 2187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mantan Presiden RI yang keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali bersuara, dan bahasa santunnya memiliki mata panah ke banyak arah. Hal yang disampaikannya dalam sebuah wawancara yang diunggah di Youtube itu, poin-poinnya saya sistemasikan sebagai berikut:

1) SBY menempatkan dirinya dalam kapasitasnya sebagai pemimpin parpol

2)  SBY bermaksud mengatakan bahwa sudah saatnya bagi Sang Mantan Presiden untuk melancarkan kritik yang konstruktif dan proporsional

3) SBY mengatakan bahwa ada elemen di lingkar kekuasaan yang tidak nyaman dengan sikap kritisnya

4) SBY secara tidak langsung mengatakan” kalau dulu berani mengeritik saya, sekarang yang tengah berada di lingkar kekuasaan harus berani di kritik”.

SBY adalah mantan Presiden yang mengedepankan kesantunan dalam berbahasa.  Ketika menyimak wawancara yang diunggah di Youtube tersebut bahasa santun SBY kali ini tidak seperti biasanya.  Terkesan bermaksud memancing perhatian publik dengan issue ‘di lingkar kekuasaan Jokowi ada orang yang pandai mengeritik tetapi tidak mau dikritik’. Siapa yang dimaksud SBY?

Pernyataan SBY ditanggapi oleh Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi, Johan Budi SP. “Ya kami hormati pendapat Pak SBY. Pak SBY ini kan Presiden keenam. Siapa yang itu (anti kritik) ya tanya Pak SBY, saya kan enggak tahu,” ujarnya di Komplek Istana Kepresidenan, Selasa (9/2). Intonasi nada tanggapan Johan Budi mengisayaratkan bahwa arah pernyataan SBY tersebut tertuju level Presiden, Wakil Presiden, atau Level Menteri Koordinator Bidang tertentu yang terkenal vokal.

Arah pernyataan SBY tersebut ditujukan kepada seseorang yang dulunya vokal dan tidak pernah duduk di lingkar kekuasaan semasa 10 tahun SBY berkuasa. Mungkin sasarannya ke Menko Sumberdaya Alam dan Kelautan Rizal Ramli. Menarik untuk disimak, apakah suara kritis dari SBY ini berkenaan dengan sikap Rizal Ramli terkait kasus Petral yang tengah ditangani KPK ataukah juga terkait dengan Kementerian ESDM soal Blok Marsela dan Freeport dan mungkin juga terkait kasus Pelindo II yang tengah melilit RJ Lino? Kita tunggu apa jawaban Rizal Ramli tentang hal ini.

*****

Sumber Ilustrasi:

http://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/sby-terima-gelar-doktor-kehormatan-dari-itb_20160125_213546.jpg

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun