Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Papa Minta Kursi, Peluang bagi Presiden Jokowi Mensinergikan Seluruh Kekuatan Politik Nasional

11 Januari 2016   23:52 Diperbarui: 12 Januari 2016   00:09 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kasus Papa Minta Saham dan Papa Minta Kursi secara substansi tidak berbeda maknanya. Seperti yang terucap oleh Riza Chalid dalam rekaman pembicaraan yang menghebohkan itu bahwa, kini saatnya mencari makan. Papa Minta Kursi terkait manuver politik partai, mungkin karena partai tersebut sudah tidak tahan lagi berpuasa dari jabatan Menteri.  

Partai Golkar, PAN, dan PKS pasti paham betul betapa pentingnya bagi partai politik untuk mendudukan kadernya di posisi-posisi yang strategis dan penting di pemerintahan.  Bukan karena kepedulian atau keinginan mengabdi bagi kebaikan bangsa ini atau terkait prestise partai, tetapi lebih tepat kalau dikatakan sebagai budaya mencari “keuntungan” bagi pundi-pundi partai.  Hal ini terkait anggaran pembangunan dan belanja negara yang perencanannya digodok di DPR.

Loyonya perekonomian kita tidak terlepas dari buruknya hubungan eksekutif dan legislatif.  Ketegangan-ketegangan yang terjadi diterjemahan oleh para pelaku bisnis sebagai suatu ketidak-pastian, suatu prospek yang sulit dibaca kemungkinan-kemungkinan seperti apa yang bakal terjadi di masa mendatang, suatu ketidak-percayaan kepada pemerintah yang dianggap lemah dalam menciptakan situasi yang kondusif bagi investasi bisnis. 

Hampir tidak ada terobosan yang berarti dari para menteri kabinet Jokowi-JK dalam mengatasi situasi yang ada.   Kabinet yang cenderung gaduh, jalan sendiri-sendiri, dan maksudnya ingin memperlihatkan kabinet yang profesional yang gila kerja namun nyatanya bobot tindakannya penuh dengan muatan politis.  Rizal Ramli, Sudirman Said, Luhut Panjaitan, dan Rini Soemarmo adalah bintang-bintangnya dalam hal ini.  Wapres Jusuf Kalla yang awalnya diharapkan dapat mengendalikan situasi karena lebih berpengalaman ketimbang Presiden Jokowi ternyata malah terjebak dalam agendanya sendiri.  Kepastian hukum dan politik sangat dibutuhkan untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi, dan solusinya harus ada perubahan sikap politik dari Presiden Jokowi.  

Presiden Jokowi tidak dapat merubah begitu saja budaya buruk yang telah lama berkembang, mengubah semuanya dalam masa singkat pemerintahannya.  Prinsip dan idealismenya tetap harus dipertahankan, namun Presiden Jokowi harus mampu bersikap taktis dalam mengatasi ketegangan antara eksekutif dan legislatif. Menciptakan kepastian hukum dan politik, dan mendorong laju pertumbuhan ekonomi jauh lebih penting ketimbang jargon-jargon revolusi mental  yang sangat sulit untuk diwujudkan dalam waktu yang relatif singkat.

Presiden Jokowi harus mengakomodir seluruh kekuatan politik yang ada dan mensinergikannya menjadi suatu kekuatan nasional. Mengikuti irama sumbang yang dipermainkan KMP, menciptakan “gap” antara eksekutid dan legislatif sama saja artinya mengikuti tarian gagak menyambut kematian bersama.  Harus realistis dengan situasi dan kondisi yang ada, Presiden Jokowi harus bersikap lebih terbuka dan mampu meluluhkan hati mereka yang tengah merajuk karena salah satu sumberdaya keuangan partainya selama ini tiba-tiba jadi tersumbat. 

Harus ada kesimbangan antara idealisme dan realisme politik saat ini, dan nyanyian reshuffle kabinet yang merdu itu telah disikapi dengan baik oleh para lawan politiknya, termasuh oleh anggota barisan sakit hatinya PDIP. Kecerdikan dan kejelian Presiden Jokowi dalam merekrut pembantu-pembantunya di level menteri akan menjadi solusi guna menciptakan kepastian politik yang lebih besar, dan dapat mendorong laju pertumbuhan ekonomi nasional.  Papa Minta Kursi adalah peluang bagi Presiden Jokowi untuk mensinergikan segala sumber daya politik bangsa ini menjadi suatu kekuatan nasional.

*****

Ilustarsi:

http://santrigusdur.com/wp-content/uploads/2015/10/251011-karikatur.jpg

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun