ia sangat merindukannya
namun dikiranya cinta itu seperti ombak
selalu mengembara, berkelana mengikuti arah angin
sementara si pelaut yang dirindu telah melamarnya
Â
malam yang panjang itu berlalu begitu saja
bagaikan kapal yang melintas, dan tak pernah kembali
ia pun saat itu tak ingin mencegahnya berlalu
dan tak mampu memaknai kehadirannya
Â
belakangan dia menyesalinya
seperti nasi yang telah terlanjur menjadi bubur
telah terlanjur sirna purnama di ujung samudera
dengan lidah bergaram, Â kata-kata sesal bagaikan ombak
Â
lampu-lampu jalan bersinar dalam kabut
dalam keremangannya si gadis menatap bintang yang jauh
dan menatap pula ke persimpangan jalan, rasa sunyinya
seperti kejauhan malamnya yang tertidur
******
Batam, 2016.
Â
Ilustrasi:
http://madx.egloos.com/2435443
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H