Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Petral Bubar, Mafianya Harus Diungkap dan Diadili

24 November 2015   23:22 Diperbarui: 24 November 2015   23:31 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertamina Energi Trading Limited (Petral) adalah anak perusahaan Pertamina yang berperan sebagai pemasok Bahan Bakar Minyak (BBM) bagi Pertamina.  Bau busuk dalam pengadaan minyak mentah dan produksi minyak di Pertamina telah lama tercium. Selama ini Pertamina terus menutup-nutupi sumber boroknya, inefisiensi pengadaan minyak mentah dan produksi minyak yang berujung pada tingginya harga BBM yang harus ditanggung konsumen (rakyat).  Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi (Migas) menemukan banyak kejanggalan di dalam tubuh Pertamina, perhatian secara khusus tertuju kepada Petral.

Audit forensik yang dilakukan dari tanggal 1 Juli 2015 sampai dengan Oktober 2015 menemukan beberapa hal anomali dalam pengadaan minyak mentah dan produksi minyak. Beberapa temuan  tersebut meliputi inefisiensi rantai suplai yang menyebabkan mahalnya harga minyak mentah dan produksi. Inefisiensi ini dipicu oleh faktor kebijakan Petral dalam proses pengadaan, manajemen internal, dan campur tangan pihak eksternal.

Ada pihak yang bukan manajemen Petral, bukan Pertamina, bukan pemerintah yang ikut campur atau bermain dengan mengatur tender, membocorkan harga, serta menggunakan instrumen dan karyawan manajemen Petral untuk memenangkan kepentingannya.  Tegas sekali bahwa ada permainan antara pihak internal perusahaan dengan pihak eksternal. Mafia Migas telah lama bercokol di dalam tubuh Petral, kenapa Pertamina dan Kementerian ESDM baru sekarang menyikapinya?

Political will dari pemerintah atau pihak penguasa adalah kuncinya.  Keseriusan Presiden Jokowi memberantas Mafia Migas patut diapresiasi.  Para mafia yang bermain di bisnis Migas sudah banyak diketahui namun tindakan setengah hati dari pemerintah sebelumnya tidak pernah menelusuri sumber borok Pertamina sampai ke akarnya.

Petral akan bubar akhir tahun 2015, prosesnya diperkirakan akan selesai dalam Kwartal I tahun 2016. Hal yang terpenting dengan tindakan pembubaran itu adalah  menghukum siapa saja yang terbukti terlibat bermain di Petral dan memastikan bahwa apa pun kebijakan selanjutnya dalam pengadaan BBM dan produksinya tidak mengulangi kesalahan yang serupa.  Siapa saja pihak Pertamina yang terlibat, siapa saja pihak pemerintah atau politisi yang terlibat, dan juga Gasoline God Father yang mengangkangi Pertamina selama ini harus diseret kepengadilan. Petral bubar, mafianya harus diungkap dan diadili!

Intrik-intrik seputar pembubaran Petral juga harus dicermati. Jangan sampai mendorong pembubaran Petral hanya untuk mengusir pemain lama lalu menjadi ajang permainan para pemain baru.  Apa yang dikhawatirkan beberapa pengamat Migas tentang munculnya pemain baru harus menjadi bahan masukan bagi Presiden Jokowi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun