Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Usulan Untuk Tim Admin Kompasiana

11 Oktober 2015   12:39 Diperbarui: 11 Oktober 2015   21:21 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya termasuk salah seorang yang mengamati situasi internal di Kompasiana, dalam hal: hubungan admin dan kompasianer, cara-cara admin menghargai tulisan kompasianer, sistim dan engine yang mengatur Topik Pilihan HeadLines Nilai Tertinggi dan Google Tren,  dan juga mengamati konten-konten yang ramai dan banyak dibaca serta memberikan kontribusi informasi dan pemikiran secara nasional.

Saya tidak bermaksud mengutak-atik wewenang admin dalam mengatur Kompasiana agar selalu menjadi lebih baik dan lebih baik.  TC yang ada sebaiknya tetap terus dipegang dan disempurnakan berdasarkan masukan dan keluhan-keluhan yang ada.  Tidak ada produk manusia yang sempurna, tetap saja akan terlihat ada kekurangan, harus sama-sama berlapang dada dan tetap bisa saling mendengarkan guna menuju kebaikan bersama.

Visi dan misi Kompasiana sudah cukup jelas, para kompasianer pun banyak yang memahami dan coba mengimplementasikannya kedalam bentuk tulisan baik itu bersifat reportase, opini, mau pun menyajikannya dalam bentuk fiksi, atau pun postingan-postingan yang kreatif lainnya.

Ketika sebuah tulisan selesai di posting oleh penulis, dalam hitungan menit (biasanya tidak sampai satu jam) si penulis dapat melihat apakah tulisannya di beri label “HighLigh” dan otomatis masuk Indeks Pilihan. Penulis yang berpengalaman menulis di Kompasiana ini biasanya tak peduli dengan label “HighLigh” atau pun “HeadLines” karena ukuran prestasi sebuah tulisannya akan terukur di Kolom Nilai Tertinggi dan tercantum di puncak Google Tren scope Kompasiana.

Data View, Vote, dan Comment  (VVC) sejauh ini adalah dasar terpenting dalam menentukan daya ketersebaran sebuah artikel. Berdasarkan VVC ini engine bekerja dan menentukan apakah sebuah tulisan bisa masuk kolom NT atau terkubur pelan-pelan. Berdasarkan VVC itu pula akhirnya tulisan direspon oleh Google dan di rangking oleh Google berdasarkan aktualitas atau tren yang sedang terjadi dalam rentang waktu tertentu. Di Google Tren terbaca pula tingkat ketersebaran tulisan berdasarkan angka View-nya yang mencapai ribuan.

Pertanyaan sederhana muncul: apakah sistim VVC dan engine yang ada sudah bekerja secara maksimal? Sehingga kadang muncul pikiran di benak kompasianer seakan-akan kehendak subjektif admin juga ikut bermain dalam menggiring sebuah tulisan atau sebuah nama agar dia punya peluang lebih besar dapat menempati puncak NT dan terapresiasi oleh Google Tren?  Hanya admin yang dapat menjawab pertanyaan ini.

Ketika membalas komentar teman-teman atau pun memberikan komentar di artikel teman, saya sering kurang teliti atau terburu-buru meng-klik “kirim” sehingga ada kesalahan ketik yang tidak bisa diedit.  Saya mengusulkan kepada Admin agar ada fitur “edit” untuk sebuah komentar yang telah terkirim. Usulan ini berdasarkan pemikiran bahwa komentar yang tidak bisa diedit karena lupa menambahkan penjelasan atau muncul kesalahan persepsi karena salah ketik, dapat menimbulkan rasa kurang enak antar personal atau memancing keributan yang seharusnya dapat dicegah.

Saya juga mengusulkan agar ada kanal hukum, karena dalam topik-topik hangat yang kerap menjadi sorotan nasional justru seputar masalah hukum. Topik: Politik, Hukum, dan Ekonomi  adalah primadona bagi Kompasiana dalam menarik minat banyak pembaca dan berkomentar.

Mudah-mudahan tulisan ini dapat menjadi masukan bagi tim admin Kompasiana.  Sesuatu yang diniatkan untuk kebaikan dan disampaikan dengan cara-cara yang baik, mudah-mudahan dapat membawa kebaikan bagi bersama! Selamat bekerja Om dan Tante Ngademin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun