suara gegap gempita dan riuh rendah tepuk tangan berakhirÂ
aku berdiri termangu di sudut pangung menatap keremanganÂ
penonton habis, kursi-kursi terlihat kosong, sunyi menyergap
kurenungi sandiwara semu yang tadi kuperankan di atasnya
aku seorang pemain drama, hidup dari panggung ke panggung
menapaki kehidupan dalam lakon tokoh cerita-cerita sandiwara
peran demi peran telah kumainkan tanpa mengalami kesulitan
namun aku kesulitan melakoni peran di panggung kenyataan
sunyi dan sunyi, rasa di hatiku setelah sorak sorai itu berakhir
tiada seorang pun yang mengenali sosok diriku yang sejatinya
mereka hanya mengenalku sebagai pemain drama yang handal
berhasi memerankan segala tokoh cerita dengan begitu semprna
di balik panggung aku merasa seorang pemain yang paling gagal
hidup ini adalah panggung cerita yang sesungguhnya, kenyataan
hidup harus mampu berperan dalam lakon kehidupan itu sendiri
kebahagian lahir bathin adalah ukuran keberhasilan di dalamnya
sunyi terasa menyesak di dada, rintih hatiku tak lagi berair mata
kurasa kepedihan, kegersangan, kehampaan menerpa di ruang jiwa
diriku seperti sebuah robot yang hidup dari panggung ke panggung
mampu melakoni beragam peran tokoh cerita tanpa kehadiran hati
suara gegap gempita dan riuh rendah tepuk tangan telah berakhir
aku masin berdiri termangu merenungi jalan kehidupanku sendiri
dunia ini panggung sandiwara dengan beragam peran di dalamnya
akulah pemain yang gagal paham dengan peran bagi diriku sendiri!
Btam, 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H