Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Artikel Utama

Sketsa Kota

25 Juli 2015   16:48 Diperbarui: 25 Juli 2015   16:48 945
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Ketika tersiar berita tentang matinya cinta di kota-kota

(1)
Jangan ceritakan kepada pohon mahoni tua
yang tumbuh berdiri di kiri-kanan jalan utama kota
cerita tentang matinya cinta di balai kota
mati di dalam salah satu biliknya
yang ramai dengan suara bisik-bisik

Kalau engkau ceritakan kepadanya
maka ia akan merasa terkhianati
sebab hadirnya pohon mahoni di sana
karena ada tangan cinta yang menanamnya,
dan tetap berdiri kokoh meski kota semakin tua
semata karena cinta menjadi paru-paru dunia

(2)
Jangan ceritakan kepada jalan aspal hitam
yang membentang membelah jantung kota
tentang cerita matinya cinta
di sungai dan parit-parit kota
mati dalam benaman lumpur hitam
bercampur ribuan ton sampah

Kalau engkau ceritakan kepadanya
maka ia akan merasa tersakiti dan terluka
sebab tangan cinta telah menyatukan mereka
sejak kali pertama kota dibangun
mereka rasakan cinta dan derita bersama

(3)
Jangan engkau ceritakan kepada gedung-gedung pencakar langit
yang berdiri angkuh di jantung kota, tentang matinya cinta di mall-mall
di dalam ruang-ruang kantor, di dalam ruang sidang yang megah
di dalam rumah-rumah penduduk, di dalam rumah-rumah gubuk
di sudut-sudut kota yang sembrawut dan kumuh

Kalau engkau ceritakan kepadanya
niscaya seketika mereka akan runtuh
sebagaimana runtuhnya sebuah kepercayaan di dalam dada
sebab tangan-tangan cinta telah merancang
dan membangunnya dengan hati
sehingga menjadi lambang kejayaan kota tercinta!

(4)
Ceritakan saja perihal matinya cinta kepada pemiliknya
yakni, hati nurani!
ketika engkau mendatanginya di ruang jiwa
maka ketuklah pintunya pelan-pelan
dengan cara begitu
siapa tahu 'kan terbuka pintu kesadarannya

Kesadaran dan rasa cinta terhadap kota
adalah jantung sekaligus hati nurani kehidupannya
masuklah ke dalam ruangnya yang paling rahasia
sehingga engkau dapat melihatnya dalam keadaan telanjang
tanpa tertupi oleh busana lusuh kesombongan!!!

Btm2013

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun