Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sang Penari Topeng

3 Februari 2015   00:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:56 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

penguasa yang bermahkotakan buih-buih lautan

kelebat nafsu birahi para politisi mengarungi langit kekuasaan

berlari kencang laksana kuda liar lepas dari kekangnya

lembut kata-katamu menusuk ke hati rakyat

di bawah bayang-bayang gemulai awan

langit Jakarta memerah, penari topeng menatap senja

entah bisik-bisik siapa yang sedang kau dengar

deru angin kemarahan rakyatmu sedang meradang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun