[caption id="" align="aligncenter" width="538" caption="Sebuah perjalanan menuju Tangkuban Perahu"][/caption]
Sewaktu duduk di bangku SMA dulu, saya selalu tertarik untuk membuka buku geografi atau sejarah dibandingkan matematika dan fisika, alasannya sederhanya karena saya nggak suka hitung-hitungan. Selain itu jarang sekali ada gambar pemandangan di buku matematika. Berbeda dengan buku-buku ilmu sosial, hampir di setiap halaman ada gambar ilustrasinya, saya senang sekali melihatnya terutama melihat gambar alam Indonesia yang sangat cantik! Belakangan saya mulai memberanikan diri untuk menjalani solo traveling, bepergian ke suatu tempat sendirian. Belum jauh-jauh banget sih, masih sebatas pulau Jawa, Jawa Barat lebih tepatnya karena sangat dekat dengan Jakarta. Toh perjalanan ke
Bandung sekarang aksesnya sudah banyak, kenapa tidak mencoba melihat indahnya alam Parahyangan? Deretan factory outlet, resto dan penginapan rasanya tak cukup menandingi pesona Tangkuban Perahu sebagai ikon pariwisata kota Bandung. Meskipun ditetapkan sebagai salah satu kota pariwisata berbasis kreatif, namun
wisata alam gunung Tangkuban Perahu tidak pernah kehilangan pesonanya.
Wilujeng Sumping - Selamat Datang!
Perjalanan saya mulai dari Jakarta pukul 05.30, selain menghindari kemacetan arus kendaraan dari Jakarta, sengaja saya berangkat lebih pagi agar bisa mencapai kawah Tangkuban Perahu lebih awal agar tidak berjejalan dengan pengunjung lainnya. Sesampainya di Bandung, perjalanan saya lanjutnkan dengan mengendarai kendaraan umum (angkot) jurusan terminal Ledeng yang letaknya dekat dengan Universitas Pendidikan Indonesia. Dari terminal ini, untuk mencapai Tangkuban Perahu, saya disarankan oleh warga untuk naik mobil elf jurusan Subang, dan hanya membayar Rp 10.000 saja! Sesampainya di pintu gerbang wisata, saya membeli tiket seharga Rp 17.500. Ada pengalaman kurang menyenangkan disini, ketika beberapa warga menawarkan harga tiket Rp 35.000 kepada saya. Ya sangat disayangkan bahwa kesadaran warga untuk tidak memeras turis/wisatawan yang kurang informasi seperti saya masih banyak ditemukan di berbagai tempat wisata. Istilahnya aji mungpung! Mumpung ada yang kelihatan bego, kapan lagi bisa ambil untung! Sekedar tips, sebaiknya lengkapi informasi dengan banyak membaca review perjalanan para bloggers supaya kita bisa mendapatkan petunjuk yang jelas (selain tentunya meminta petunjuk kepada Yang Maha Kuasa hehe...)
Untuk mencapai ke kawah Tangkuban Perahu memang banyak warga yang menawarkan jasa ojeg maupun carter mobil. harganya berkisar dari Rp 25.000 - 35.000 pintar-pintar nawar saja. Harga tersebut menurut saya cukup masuk akal karena jalur tanjakannya cukup tajam dan jauh. Untuk pertama kalinya saya berhasil melihat sendiri kawah gunung Tangkuban Perahu. Cantik banget! Saya hanya tau kisah legenda Tangkuban Perahu dari pelajaran Bahasa Indonesia waktu SD dulu, atau dari buku cerita anak-anak. Sekarang, saya lihat sendiri gimana cantiknya alam Indonesia! Dalam benak saya ketika itu, "ini baru satu diantara sekian banyak sudut-sudut cantik alam Indonesia yang terbentang dari Sabang hingga Merauke! Sudut Indonesia mana yang bosan untuk dipandangi? Rasanya tidak ada, semuanya indah, semua punya ceritanya masing-masing!"
Melihat bentang alam Parahyangan yang indah seperti ini, nggak salah kalau ada ungkapan yang menyatakan bahwa "Tuhan menciptakan Bandung ketika ia sedang tersenyum", alamnya yang indah, warganya yang geulis (cantik) dan kasep (ganteng) serta bageur (ramah) menjadikan Bandung sebagai destinasi pariwisata kebanggaan Indonesia. Tips berwisata ke Tangkuban Perahu:
- Berangkat lebih pagi untuk menghindari kemacetan menuju Lembang. Nggak ada salahnya berangkat lebih pagi, selain jalanan lebih lancar, kita pun bisa menikmati pemandangan dan udara segar kota Bandung
- Jangan takut untuk bertanya. Petugas resmi dari kawasan wisata Tangkuban Perahu memakai pakaian khas sunda berwarna hitam dan mengenakan tanda pengenal. Lebih baik bertanya kepada mereka karena informasinya lebih jelas dan terpercaya. Akan lebih bagus lagi kalau sebelum kita berangkat, membaca review perjalanan dari blogger yang pernah berkunjung ke Tangkuban Perahu.
- Pergi ramai-ramai dengan teman/keluarga bisa jadi pilihan yang tepat. Akses tempat wisata alam di Bandung rata-rata sulit dijangkau dengan kendaraan umum, sehingga lebih enak jika kita menikmati banyak tempat wisata sembari membawa kendaraan pribadi.
- Jangan lupa share/upload foto perjalanan kamu, karena itu adalah salah satu cara real yang bisa kita lakukan untuk membantu promosi pariwisata dari pemerintah Kota Bandung
Selamat menikmati sudut Indonesia, hati-hati kalau rasa nasionalisme kamu jadi semakin terbakar melihat potensi Indonesia yang kaya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya