Sudah bukan hal yang asing jika pendidikan dijadikan sebuah indikator untuk mengukur kualitas sumber daya manusia sebuah bangsa. Selain variabel lainnya seperti ekonomi atau bahkan teknologi, pendidikan adalah pondasi yang mengantarkan suatu negara menuju kemajuan. Majunya bidang pendidikan suatu negara biasanya akan memberikan dampak yang besar pada bidang lainnya.Â
Lihatlah beberapa negara yang pendidikannya dijadikan tolak ukur oleh bangsa kita. Yang terdekat oleh Indonesia antara lain Singapura dan Australia. Kedua negara ini bisa jadi pembanding bagaimana pendidikan yang maju memberikan dampak pada kualitas sumber daya manusianya, sehingga pada akhirnya berpengaruh pada pembangunan bidang-bidang lainnya di negara tersebut.Â
Untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, memang tidak semudah membalikan telapak tangan! Prosesnya panjang dan dipengaruhi banyak faktor. Salah satu yang ingin saya bahas kali ini adalah kualitas dari tenaga pengajarnya sendiri. Kenapa hal ini penting? Karena tenaga pengajar yang berkualitas tentu akan melahirkan anak didik yang berkualitas pula.Â
Berdasarkan data statistik yang dirilis oleh Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDIKTI) Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, tercatat di tahun 2017 jumlah dosen bergelar S3 (doktor) berjumla 34.264 orang atau sekitar 14% dari total 250.000 dosen di seluruh Indonesia. Angka 14% ini sebenarnya masih sangat jauh dari target minimal 20% yang diharapkan pemerintah.Â
Mungkin Anda bertanya-tanya apa sih pentingnya punya banyak doktor?Â
Seperti saya jelaskan sebelumnya, tenaga pendidik yang berkualitas akan melahirkan murid didik yang berkualitas pula. Jenjang program doktoral (S3) adalah jenjang pendidikan tertinggi. Peningkatan jumlah doktor amat diperlukan untuk kebutuhan pengembangan nasional sumber daya manusia di Indonesia. Selain itu, lulusan S3 pun akan berdampak pada tingkat publikasi ilmiah di kancah internasional yang saat ini menjadi sorotan oleh pemerintah. Kalau SDM-nya unggul tentu akan memberikan kontribusi pada negara ini, oleh karena itu diperlukan lebih banyak doktor guna mendongkrak kualitas pendidikan di Indonesia.Â
Bahasan mengenai minimnya lulusan S3 di Indonesia turut menjadi perhatian yang serius tidak hanya oleh pemerintah, melainkan oleh Monash University yang berkampus di Melbourne Australia dan telah berdiri sejak 1961. Untuk kedua kalinya, Monash University menggelar Monash Doctoral Program Information Day di Jakarta yang rencananya digelar pada 9-10 September 2017 di Fairmont Hotel Jakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk menyediakan informasi penting seputar pilihan program doktoral sehingga dapat memberikan pemahaman tentang kesempatan serta persyaratan yang diperlukan bagi mereka yang berminat melanjutkan studi jenjang doktoral khususnya di Monash University.Â
Yang lebih menarik kalau buat saya adalah kesempatan untuk mendengarkan penuturan berbagai pengalaman dari orang Indonesia yang telah menyelesaikan studi doktoral di Monash seputar tantangan belajar di Australia, tips mendapatkan supervisor yang cocok dengan penelitian, serta info penting seputar peluang beasiswa dan pendanaan riset. Anda dapat melihat detail kegiatan acara Monash Doctoral Program Information Day serta registrasi di link berikut ini:Â
Monash Doctoral Program Information Day 2017
Sumber data:
- https://forlap.ristekdikti.go.id/dosen/homegraphjenjang
- https://tirto.id/jumlah-doktor-di-indonesia-tak-sebanding-jumlah-penduduknya-ckK9
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H