Menurut A. E. J. Wals dkk, para pembuat kebijakan di dunia ini memiliki dua cara dalam menggunakan strategi pendidikan dan komunikasi untuk menciptakan dunia yang berkelanjutan. Mereka bisa menggunakan strategi instrumental (perubahan perilaku) dan emansipatoris (perkembangan manusia). Studi ini mempelajari bagaimana perbedaan yang ada pada kedua cara tersebut, sehingga kita bisa menentukan pendidikan, partisipasi, maupun komunikasi mana yang paling sesuai untuk digunakan.
Terdapat tiga pendekatan dalam pendidikan lingkungan. Pertama yaitu yang diklasifikasikan sebagai instumental, kedua diklasifikasikan sebagai emansipatoris, dan yang ketiga merupakan campuran dari keduanya. Pendekatan instrumental berasumsi bahwa hasil perilaku yang diinginkan dari aktivitas pendidikan lingkungan diketahui, kurang lebih disepakati, dan dapat dipengaruhi oleh intervensi yang dirancang dengan cermat. Â Pendekatan instrumental untuk pendidikan lingkungan dimulai dengan merumuskan tujuan spesifik dalam hal perilaku yang disukai, dan menganggap "kelompok sasaran" sebagai "penerima" yang paling pasif, yang perlu dipahami dengan baik jika intervensi komunikatif bertujuan untuk memiliki efek.
Ajzen & Fishbein (1985), merancang sebuah model perubahan perilaku instrumental. Dalam model tersebut, terdapat beberapa titik masuk untuk pendidikan dan komunikasi lingkungan yang dapat digunakan, tergantung pada hasil analisis perilaku sebelum adanya intervensi. Diantaranya yaitu meningkatkan kesadaran masalah, pengaruh norma sosial, sikap, meningkatkan kontrol pribadi atau kombinasi yang dirancang dengan cermat.
Daftar Pustaka: A. E. J. Wals, dkk. (2008). Applied Environmental Education and Communication. Hlm 7:55--65. Routledge.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H