Mohon tunggu...
Benediktus Aditya
Benediktus Aditya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Kedokteran Gigi Universitas Airlangga

artikel yang saya upload adalah merupakan opini saya. Jangan digunakan sebagai sumber jurnal. Daftar pustaka terlampir dalam artikel.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengaruh Konsumsi Fast Food dan Minuman Manis terhadap Kesehatan Gigi

7 Juni 2024   12:25 Diperbarui: 7 Juni 2024   12:38 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kemudahan dalam mengakses makanan dan minuman merupakan salah satu perkembangan yang dirasakan oleh manusia saat ini. Berkembangnya restoran cepat saji membuat akes ke makanan fast food dan minuman manis semakin mudah. Sayangnya, perkembangan ini dapat mendatangkan efek buruk bagi individu yang sering mengonsumsi fast food dan minuman manis. Berdasarkan data dari GlobalWebIndex menyatakan bahwa Amerika Utara menduduki peringkat pertama dalam hal konsumsi fast food yaitu sebesar 41%, diikuti dengan Timur Tengah dan Afrika sebesar 37% dan Asia Pasifik sebesar 37%. Sedangkan untuk presentasi konsumsi minuman manis sendiri, menurut Riskesdas pada tahun 2018 menyatakan bahwa 61,3% responden mengonsumsi minuman manis lebih dari 1 x per hari. Hal ini tentu akan berdampak pada kesehatan dari masyarakat apabila terus dilakukan. Berbagai gangguan kesehatan akan muncul seperti diabetes, obesitas, dan penyakit lainnya tak terkecuali gangguan pada gigi seperti karies.

Karies atau gigi berlubang adalah suatu gangguan pada gigi manusia akibat adanya infeksi kronis dari bakteri kariogenik yang memetabolisme gula untuk memproduksi asam yang apabila seiring waktu tidak segera dibersihkan maka asam akan mengikis gigi yang menyebabkan gigi berlubang. Mungkin bagi sebagian orang gigi berlubang bukanlah hal yang serius, namun nyatanya gigi berlubang bisa berkembang menjadi lubang yang lebih besar yang bisa mengenai bagian dari akar gigi yang dapat berakibat rasa ngilu yang cukup nyeri. Hal ini ternyata  berhubungan dengan kebiasaan mengkonsumsi fast food dan minuman manis. Pernyataan ini didukung oleh beberapa penilitian salah satunya oleh Md. Suman Hossain, et al. (2023) yang menyatakan bahwa 36.8% remaja  yang mengonsumsi fast food memiliki karies pada giginya. 

Lantas, mengapa sih fast food bisa menyebabkan karies? Fast food bisa menyebabkan karies karena kandungan gula, tepung, dan lemaknya yang tinggi pada makanan cepat saji sehingga bisa mengundang bakteri kariogenik untuk berkembang dan menghasilkan asam pada gigi. Selain itu juga fast food memiliki mikronutrien seperti vitamin, mineral, asam amino, dan serat yang rendah padahal mikronutrien ini salah satu bagian penting yang dibutuhkan oleh tubuh, sehingga fast food  dapat memicu penyakit lainnya apabila dikonsumsi dalam frekuensi yang tinggi (Md. Suman Hossain, et al., 2023). Lalu bagaimana untuk minuman manis? Pastinya ini juga akan menimbulkan karies pada gigi karena dalam minuman manis jelas mengandung pemanis seperti gula yang juga dapat menyebabkan bakteri kariogenik berkembang dan menghasilkan asam. Lalu, kenapa dengan banyaknya gula dapat meningkatkan resiko karies pada gigi? Mungkin sebagian dari  kita bertanya hal demikian,  gula bisa menyebabkan karies pada gigi karena gula merupakan salah satu sumber metabolisme dari bakteri kariogenik seperti Streptococcus mutans.

Sederhananya, kalau kita banyak makan manis tanpa oral hygiene yang baik maka bakteri itu akan semakin berkembang dalam gigi karena "makanan" nya tercukupi  dan akan mengeroposkan gigi, hal ini juga berlaku sebaliknya. Hal ini didukung penelitian oleh Po-Yen Lin, et al. (2022) yang menyatakan bahwa konsumsi minuman manis merupakan salah satu faktor utama penyebabab gigi berlubang pada gigi permanen. Penelitian ini dilakukan pada 494 anak-anak yang menunjukkan bahwa anak-anak yang sering mengkonsumsi minuman manis memiliki resiko 4.3 kali lebih tinggi mengalami gigi berlubang dibandingkan dengan anak-anak yang tidak atau jarang mengkonsumsi minuman manis. Selain itu, konsumsi minuman manis yang sering dapat juga beresiko mengalami diabetes. Oleh karena itu penting bagi kita untuk selalu menjaga pola makan kita agar kesehatan baik kesehatan gigi ataupun kesehatan tubuh dapat terjaga dengan baik.

Untuk membantu dalam mengatasi permasalahan ini perlu adanya upaya dan campur tangan baik dari pemangku kebijakan, dokter atau tenaga ahli medis, dokter gigi, dan nutrisionis. Sebagai tindakan preventif, karies dapat dicegah dengan cara rutin menggosok gigi 2x sehari yaitu setelah sarapan dan sebelum tidur. Mengapa? Karena sikat gigi setelah sarapan dapat membersihkan sisa makanan setelah sarapan dan sikat gigi sebelum tidur dapat membersihkan sisa makanan setelah seharian makan sehingga sebelum tidur keadaan gigi sudah bersih dari sisa makanan yang dimakan dalam sehari. Pencegahan lainnya yaitu dengan cara pergi ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali untuk pemeriksaan dan pengecekan kesehatan gigi dan kebersihan rongga mulut, serta sikat gigi menggunakan pasta berflouride untuk menjaga gigi agar tetap kuat.

Daftar Pustaka

Lin, Po-Yen ; Yu-Chin Lee; Le-Yin Hsu; Hong-Ji Chang; Lin-Yang Chi. 2022. “Association between Sugary Drinks Consumption and Dental Caries Incidence Among Taiwanese Schoolchildren with Mixed Dentition.” Community Dentistry and Oral Epidemiology. Vol. 50, Issue 5. Pp. 384-390.

Rathee, Manu; Amit Sapra. 2023. “Dental Caries.” StatPearls[Internet].

Hossain, Md. Suman ; Ruhul Amin Tuhin; Md. Wahiduzzaman; Hosne Ara Begum; Anam Ahmed. “Fast Food Consumption and Dental Caries among Teenagers.” Asian Journal Medicine and Health. Vol. 21, Issue 10. Pp. 204-209

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun