Mohon tunggu...
Benediktus Adhityawarman
Benediktus Adhityawarman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Pariwisata Universitas Pancasila

Seorang mahasiswa Fakultas Pariwisata Universitas Pancasila

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kampung Naga dan Cara Mempertahankan Budayanya

9 Juli 2023   22:21 Diperbarui: 9 Juli 2023   22:53 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Budaya merupakan suatu gaya hidup atau pedoman yang berkembang di dalam suatu masyarakat maupun kelompok dan diwariskan secara turun temurun. Budaya di negara kita ini sangatlah beragam jenis dan menarik. Salah satunya adalah budaya yang ada di Kampung Naga.

Kampung Naga adalah sebuah kampung adat tradisional yang terletak di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia. Kampung Naga merupakan salah satu kampung yang masih tergolong kental dengan adat istiadatnya yang turun temurun. Tampak dari aturan-aturan adat yang dianggap tabu serta tidak adanya listrik yang menerangi Kampung Naga demi menjaga tradisi yang telah ada. Budaya serta tradisi yang telah lama hadir di Kampung Naga menjadikan celah masuknya pariwisata ke dalam Kampung Naga itu sendiri. 

Budaya yang telah ada sejak dahulu banyak yang telah pudar karena dianggap tidak memiliki korelasi dengan apa yang terjadi di zaman sekarang ini. Padahal, dengan adanya budaya tersebut menjadi salah satu peluang untuk mempelajarinya sebagai pedoman kita dimasa sekarang berkaca dengan budaya dahulu. 

Konsep pariwisata berkelanjutan di Kampung Naga sendiri berlandaskan pada keberlanjutan alam, budaya, dan masyarakat setempat. Tujuannya adalah untuk menjaga keaslian kampung adat ini sambil memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi penduduk lokal dan wisatawan, tanpa merusak lingkungan dan budaya yang ada. 

Nilai budaya yang dimiliki oleh suatu masyarakat memiliki makna dan manfaat yang besar. Melindungi warisan budaya yang ada merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk menjaga makna dan nilai yang terkandung di dalam budaya itu.

Kampung Naga sebagai contohnya yang masih menerapkan hidup sederhana hingga sekarang ini. Warisan budaya hidup sederhana ini pastinya mempunyai arti yang penting serta mendalam sehingga terlihat dari pola hidup masyarakat Kampung Naga yang masih sederhana dengan menggunakan alat-alat buatan sendiri yang diambil dari alam sekitar mereka. Bahkan listrik tidak menerangi kampung adat tersebut karena ingin menjaga tradisi nenek moyang mereka ini menunjukkan kesederhanaan masyarakat Kampung Naga dalam menjalani pola hidupnya. 

Rumah atau tempat tinggal juga merupakan warisan yang telah ada dan ditinggalkan oleh nenek moyang untuk diteruskan kepada generasi penerus. Dalam melindungi warisan budaya yang telah ada sejak dahulu, masyarakat Kampung Naga tetap menggunakan bangunan rumah yang sederhana sesuai dengan warisan nenek moyangnya. Rumah harus berbentuk panggung dengan bahan pondasinya merupakan bambu dan kayu. Atapnya yang harus dibuat dari ijuk ataupun alang-alang. Dinding yang harus dianyam dengan bentuk sasag dari bambu dan tidak diperbolehkan untuk dicat melainkan hanya dikapur. Serta letak dan posisi rumah yang harus berhadapan satu sama lain yaitu menghadap utara dan selatan. 

Pariwisata yang masuk ke dalam Kampung Naga bukannya menjadi sesuatu hal yang dapat merusak. Walaupun, pada awalnya masyarakat Kampung Naga juga menolak masuknya wisatawan karena khawatir akan merusak kelestarian kampung tersebut. Namun, pada akhirnya Kampung Naga ini menjadi desa wisata. 

Dalam menyikapi perubahan zaman yang modern ini dan masuknya pariwisata, masyarakat Kampung Naga memiliki kesadaran yang kuat terhadap budaya serta adat mereka yang diwariskan dari nenek moyang mereka dan kemudian diwariskan kepada generasi berikutnya. Masyarakat Kampung Naga memiliki hubungan solidaritas kuat karena adanya adat dan budaya yang harus mereka lindungi. 

Hubungan solidaritas ini muncul untuk semakin mempererat masyarakat dalam menyikapi perubahan zaman yang ada. Solidaritas yang dibangun untuk mewujudkan kekuatan lebih dari masyarakat Kampung Naga karena adat dan budaya leluhur mereka. Mereka mampu beradaptasi dengan perubahan dikarenakan solidaritas sesama tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun