Mohon tunggu...
Benediktus Jonas
Benediktus Jonas Mohon Tunggu... Freelancer - freelanecer

Menulis ialah caraku mengasah kewarasan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kisah di Jakarta

15 Oktober 2022   18:26 Diperbarui: 15 Oktober 2022   18:30 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama satu bulan ini aku tinggal di Jakarta. Tidak pernah aku impikan, bahwa suatu hari aku akan menginjakkan kaki di sini. Namun, ketika membuka mata di hari pertama, aku berkata pada diriku, "Aku sudah tinggal di Jakarta".

Di Jakarta, aku bekerja di sebuah sekolah. Di sekolah itu aku mengajar SMA. Banyak temanku bilang, bahwa aku cukup beruntung karena tidak lama menganggur. 

Dan itu benar, aku sungguh bersyukur karena Tuhan mempertemukanku dengan begitu banyak orang baik yang membuka bagiku jalan-jalan yang tidak pernah kutahu dan kuimpikan sebelumnya. Yah, itulah cara Tuhan membimbingku.

Bekerja di Jakarta tidak pernah kuimpikan. Kisahnya bermula pada 14 September 2022, ketika aku berkomunikasi lewat whatsapp dengan HRD tempatku bekerja saat ini. 

Komunikasi itu singkat, "Kami sedang membutuhkan guru. Kalau bapak bersedia, hari jumaat silakan datang untuk interview di sekolah kami", katanya singkat.

Percakapan itu bagai kilat, cepat dan menggetarkan. Tanpa berpikir panjang, aku langsung memesan tiket kreta api dan berangkat ke Jakarta. Setelah sampai di Jakarta, aku menginap di temaku di Jakarta Utara dan hari jumaat pagi, aku berangkat ke Jakarta Barat untuk mengikuti interview.

Semua proses interview berjalan lancar. Aku cukup yakin bisa diterima dan memang benar hari senin di tanggal 19 September aku langsung mulai mengajar. Di dalam hati, aku sungguh bersyukur bisa bekerja. 

Tetapi aku sadar sungguh bahwa menjadi guru bagi anak-anak SMA di Jakarta tidak mudah. Karakter mereka cukup berbeda dengan anak-anak di daerah lainnya. Kalimat ini mungkin benar, "Jakarta itu keras", begitu juga watak orang-orang pada umumnya.

Tetapi satu keyakinanku bahwa Tuhan akan berjalan bersamaku. Karena Tuhan yang memberi aku pekerjaan ini, walau sulit perlahan aku pasti bisa melewatinya.

Kini sudah satu bulan lebih, aku di Jakarta. Sudah banyak cerita yang sebenarnya aku kisahkan, mulai dari jalan-jalan dengan busway, krl hingga mrt. Selain itu, aku juga perlahan-lahan belajar beradaptasi dengan lingkunganku bekerja dan budaya masyarakat di Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun