Banjir adalah cerita lama bagi masyarakat Kalimantan, khususnya Kalimantan Barat. Mereka sudah akrab dengan banjir. Banjir itu seperti teman perjalanan yang yang tak terpisahkan.
Banjir di Kalimantan Barat sering terjadi saat musim hujan tiba. Masyarakat sudah mempersiapkan diri ketika hujan lebat turun seharian. Saking seringnya banjir, saat banjir datang, menjadi kesempatan untuk berekreasi. Orang dari segala usia datang ke tempat banjir, entah untuk berenang, berswafoto, juga menjajakkan hasil bumi mereka.
Sebelumnya aku membayangkan, banjir itu meluluhlantahkan semuanya. Tetapi ketika kemarin tiba di Kota Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu, aku kaget melihat anak-anak dan orang dewasa berenang di tengah banjir yang menggenangi setengah dari kota itu. Alun-alun kota terendam banjir, begitu juga rumah-rumah warganya.
Jalanan menjadi sangat padat oleh orang-orang yang terus berdatangan ke pusat kota yang tertutup air. Aku pun datang melihat dan meyaksikan momen itu dan keseruannnya yang luar biasa.
Di jalanan kota ada banyak spead boat yang menawarkan jasa kepada pengunjung yang ingin berwisata di tengah banjir, atau yang ingin melewati banjr. Anak-anak dengan ban dalam mobil, berbaring di jalanan kota. Unik, menarik dan lucu. Itulah yang kulihat di Kota Putussibau.
Pengalaman di sini berbeda dengan kota-kata lain seperti di Jawa. Orang biasa ke pantai atau ke kolam untuk berwisata. Tetapi di sini masyarakat akrab dengan sungai dan banjir. Mereka akan senang jika banjir datang karena saatnya berekreasi atau berwisata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H