Mohon tunggu...
Benediktus Jonas
Benediktus Jonas Mohon Tunggu... Freelancer - freelanecer

Menulis ialah caraku mengasah kewarasan

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Jokowi, Lanjutkan!

5 Maret 2019   08:56 Diperbarui: 5 Maret 2019   09:29 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
hariansinggalang.co.id

Alasan saya memilih Jokowi

Pesta demokrasi 2019 sudah di depan mata. Sebagai warga negara Indonesia, kita diajak untuk terlibat dalam pesta dengan memberikan suara untuk memilih para pemimpin kita, entah DPR, DPD, dan Presiden. Sudahkah kamu menentukan pilihanmu?

Aku yakin saja, kamu sudah menentukan pilihan. Ingat, suaramu menentukan gerak negeri ini lima tahun yang akan datang. Jika jatuh pada orang yang salah, semua orang juga kena getahnya. Maka sebelum memutuskan, telusuri jejak rekam orang yang akan kamu pilih. 

Aku sarankan kamu agar sungguh-sungguh dalam memilih pemimpin. Jangan pilih koruptor, yang plin-plan, dan yang muncul di daerahmu saat pemilu, sedang di lain kesempatan ia menghilang, seperti setan yang sesekali gentayangan.

Jika kamu bertanya tentang aku, aku sudah menentukan pilihanku. Untuk presiden dan wakil presiden, aku pilih Jokowi-Ma'aruf. Inilah alasanku memilih pasangan ini. Pertama, pempimin yang sederhana. Kesederhanaan Pa Jokowi tidak diragukan lagi. Jika anda pernah membaca buku tentang riwayat hidupnya, kesederhanaan itu lahir pertama-tama sejak dalam keluarganya. Tumbuh dalam keluarga yang sederhana membuatnya tampil sederhana.

Baginya kesederhanannya adalah nilai kemanusiaan yang universal. Seorang pemimpin hendaknya memegang teguh nilai ini. Sebab rakyat yang dipimpin kebanyakan adalah orang sederhana. Orang sederhana sudah pasti tulus. Pengalaman hidup dalam keluarga sederhana membuat orang sangat perduli dengan orang lain. Seperti itulah Pak Jokowi. Sebaliknya pemimpin yang menekankan penampilan dan aturan superketat, besar kemungkinan menjadi otoriter.

Kedua, Jokowi memiliki rekam jejak yang baik. Dalam dirinya tidak ada pelanggaran HAM masa lalu. Kalau kamu menelusuri jejaknya, keberhasilan memimpin adalah gambaran dirinya. Ia berhasil membangkitkan kembali kota Solo sebagai kota wisata Batik di Indonesia dan mengangkat derajat kota itu ke level Internasional. Karena itu Jokowi telah selesai dengan dirinya sendiri. Ia tidak diganggu oleh apapun di masa lalu.

Ketiga, representasi pemimpin yang memberi teladan. Jokowi sudah sangat mumpuni dalam memberi keteladanan kepada masyarakat. Ia tidak hanya pandai berpidato, tetapi aksi yang nyata dalam perbuatannya sehari-hari. Presiden mana yang karena keprihatinannya kepada nelayan datang mengunjunginya malam-malam tanpa pengawal? Presiden mana yang nyaman dengan kemeja biasa dan jeans sederhana?

Itu sekilas alasan saya memilih Pak Jokowi. Kuharap kamu terbuka mata. Jika ingin negeri ini maju, lanjutkan. Keberhasilan sudah di depan mata kita, dan kita tinggal memilih. Ingat jangan jadi penonton di depan pintu kemenangan. Dan bagi kamu orang muda, buktikan powermu dengan berpastisipasi di pemilu mendatang. Ingat, Suaramu menentukan arah negeri ini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun