Salah satu kebahagiaanku sebagai seorang penulis ialah melihat tulisanku diterbitkan. Aku pernah melompat saat tulisanku dimuat di koran kompas. Itu terjadi beberapa bulan yang lalu. Sungguhan, pengalaman itu tidak bisa kulupakan. Bahkan ketika hari ini aku ditanya tentang saat aku merasa sangat bahagia, tidak ragu-ragu aku menyebut pengalaman saat tulisanku diterbitkan di koran kompas.
      Kebahagiaan yang aku alami saat itu telah banyak mempengaruhi kehidupanku. Aku banyak mendapat pujian dari teman-teman, karena bakatku untuk menulis. Bukan hanya itu, pengalaman itu menjadi awal bagiku untuk tekun menulis dan komitmenku untuk menjadi seorang penulis semakin besar. Aku bersyukur pada Tuhan, hingga kini tulisanku telah banyak diterbitkan di berbagai media, entah cetak pun online.
      Aku juga tidak ragu-ragu untuk bergabung dengan blog kompasiana. Kemampuanku semakin terasa, ketika setiap hari aku belajar menulis di blog ini. Betapa tidak, yang menulis di blog ini kebanyakan sudah menerbitkan buku. Tentang isi tulisan mereka, tak usah diragukan lagi. Seorang penulis di blog ini juga bercerita bahwa ia telah menulis 25 buku. Luar biasa. Aku pun ikut nimbrung di sana. Aku bangga bisa bergabung dan membaca tulisan-tulisan mereka.
      Sudah 58 artikel yang aku kirim untuk dimuat di blog ini. Hingga kini pembacanya sudah 29 ribu lebih. Aku senang para pembaca tulisanku memberi komentar yang positif. Mereka sangat mengapresiasi semua yang mau menulis. Walau kadang, aku juga malu karena isi tulisanku kurang bagus. Tetapi justru aku terus belajar dan belajar untuk menulis yang baik dan benar.
      Tidak hanya di blog kompasiana, saat ini aku telah membuat dua blog pribadi. Tulisan-tulisanku yang tidak kukirim di kompasiana, aku masukkan di blog pribadiku. Ada banyak keuntungan yang kudapat dari memiliki blog pribadi.
      Pertama, aku bisa berkreasi secara bebas. Blog pribadi menjadi media untuk menuangkan ide-ide, opini, dan pengalaman keseharianku. Membaca ulang setiap tulisanku yang dimuat di blog memberi kepuasan tersendiri sebab, aku bisa mengekspresikan diri dengan lebih bebas.
      Kedua, blog pribadi juga bisa menghubungkan aku dengan banyak orang. Di blog, selain berkreasi lebih bebas, tulisanku juga dibaca oleh orang lain. Walau jarang ada komentar atas tulisanku di sana, tetapi aku melihat ada yang membacanya dan jumlahnya terus meningkat.
      Ketiga, menulis di blog, membantu aku untuk tekun membaca. Sampai hari ini aku selalu menyediakan waktu satu sampai dua jam sehari untuk membaca bacaan-bacaan yang bukan materi kuliah. Aku sangat terbantu dengan membaca banyak buku. Ada banyak hal yang aku ketahui dan dengan semakin banyak perbendaharaan kata yang kumiliki, aku tidak mengalami kesulitan berarti saat menulis.
      Keempat, menulis di blog membantu aku menjadi orang yang sibuk. Sibuk yang kumaksud ialah tidak puas dengan rutinitas yang biasa. Aku selalu mencari kesibukan di luar aturan yang ada. Prinsipku, asal aku bisa belajar hal-hal baru dari kesibukan itu. Termasuk juga kesibukan yang kumaksud ialah hanya sibuk dengan diri sendiri. Merepotkan orang lain ternyata tiada gunannya.
      Itulah kisahku tentang menjadi penulis. Menjadi penulis memang tidak sekali jadi. Butuh proses yang panjang. Setiap proses kadang melelahkan dan membosankan. Tetapi semua itu harus dilewati. Itulah tantangannya. Kalau itu bisa dilewati, aku yakin semuanya bisa mengalir dengan sendirinya.
      Dan hari  ini tulisanku dimuat lagi. Ini ketiga kalinya tulisanku di muat di kompas. Aku senang dan bahagia. Terutama melihat wajahku terpampang di koran sekaliber kompas. Aku bahagia melihat nama kampusku di sana dan terutama argumenku. Aku berharap, aku akan terus menjadi yang terbaik dari diriku dan menjadi penulis yang hebat di kemudian hari.