Mohon tunggu...
Ivan Benedicto Constatijn
Ivan Benedicto Constatijn Mohon Tunggu... Insinyur - Keteknikan, Literatur

Background dalam engineering, pengalaman bekerja dalam ranah komersial, minat dalam keteknikan, energi, kebahasaan, dan literatur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sungai yang Mengalir Tenang

27 Desember 2018   23:06 Diperbarui: 28 Desember 2018   00:49 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terhempas di depanku,
Membujur dengan gagahnya,
Suatu aliran yang tak terhenti,
Tiada pasang tiada surut,
Tak bermula tak berhenti,
Tidak ada yang berubah,
Sungai yang mengalir tenang.

Berbaris di sampingku,
Juga di seberang sana,
Umat manusia di tepian,
Lamban mengambil air itu,
Dalam benaknya berkata,
"Air ini akan selalu ada,"
Sungai yang mengalir tenang.

Ketenangan yang menakutkan,
Andai kau mau peduli,
Ajarilah mereka tentangmu,
Tentang cepatnya aliranmu,
Kau yang menghanyutkan air,
Yang ada segera tiada,
Sungai yang mengalir tenang.

Kuambil sebutir kerikil,
Riak muncul dari lemparan,
Berjalan di depan khalayak,
"Wahai, lihatlah riak itu!"
Dan aliran menghanyutkannya,
Enggan mereka belajar,
Waktu yang mengalir tenang.

Yang lalu telah terhanyut,
Yang kini menyongsong esok,
Semuanya sudah telat,
Tetapi tidak terlambat,
Sebelum kini jadi yang lalu,
Hendaknya engkau bergiat,
Waktu yang seperti sungai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun