Mohon tunggu...
Ivan Benedicto Constatijn
Ivan Benedicto Constatijn Mohon Tunggu... Insinyur - Keteknikan, Literatur

Background dalam engineering, pengalaman bekerja dalam ranah komersial, minat dalam keteknikan, energi, kebahasaan, dan literatur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketenangan Kebisingan

26 Desember 2018   11:15 Diperbarui: 26 Desember 2018   11:42 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ditiup angin yang berhembus pelan,
Terpapar oleh hangat sinar sang surya,
Berpentaskan tarian halus rerumputan,
Raungan hati tiada habisnya,
Ketenangan yang bising.

Pagi datang dengan malas,
Disusul siang yang tidak cekatan,
Sore dengan hujan yang tak kunjung deras,
Dalam batin bak rangkaian petasan,
Ketenangan yang bising.

Ah kawan,
Andai kau dapat selami batinku,
Andai kau dapat telusiri hatiku,
Buka telingamu dan dengarlah,
Sebuah kebisingan.

Tetapi kau ada di sana,
Tenggelam dalam hiruk pikuk,
Dengan kesemarakan bermabuk,
Bermandikan kegirangan yang tak terhenti,
Sebuah kebisingan.

Ke tempatmu aku berpindah,
Di mana sobat-sobatmu berayaan,
Berharap kepenatanku bersudah,
Dan ke kaummu aku kan melayan,
Kebisingan yang tenang.

Auman hati oleh riuh tertimpa,
Kecemasanku kini tersingkirkan,
Kemenanganku ternyata hampa,
Ketenganku ada dalam kebisingan,
Kebisingan yang tenang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun