Bagimana jika jawaban yang kamu cari ada dalam dirimu? Mungkin pertanyaan ini bisa menjadi jawaban atas perdebatan para ilmuwan mengenai bagaimana manusia akan hidup, berevolusi dan berkembang. Bagaimana kehidupan berlangusung dimasa yang akan datang.
Kali ini tema yang penulis angkat berawal dari sebuah pertanyaan "Apakah setiaporang memiliki kemampuan berlari yang sama baiknya seperti orang kebanyakan yang memiliki kemampuan berlari marathon dengan cepat?"Manusia memiliki kemampuan luar biasa untuk berlari jauh dalam kondisi panas dan gersang. Kemampuan ini, unik di antara primata dan langka di antara mamalia,
berasal dari serangkaian fitur khusus yang memungkinkan manusia berlari untuk menyimpan dan melepaskan energi secara efektif, serta membantu menjaga pusat massa tubuh agar tetap stabil dan mengatasi tantangan termoregulasi dari lari jarak jauh. Daya tahan manusia yang menjalankan kemampuan kinerjanya sangat baik dibandingkan dengan mamalia lain dan mungkin muncul sekitar 2 juta tahun yang lalu untuk membantu pemakan daging bersaing dengan karnivora lainnya.
Dalam berlari maraton, ditemukan beberapa faktor yang muncul serta menjadi jawaban atas perdebatan para ilmuwan. Diketahui bahwa ternyata gender serta gen menjadi alasan utama atas perdebatan para ilmuwan. Dalam berlari marathon muncul bahwa respon terhadap perbedaan gender dapat mempengaruhi peforma seorang pelari yang muncul secara biologis.
 Keberhasilan dalam berlari maraton sebagian besar ditentukan oleh kapasitas aerobik dan kekuatan otot. Gender menjadi salah satu alasan kuat dikarenakan pria memiliki kapasitas aerobik yang lebih besar dan kekuatan otot yang lebih besar dibandingkan wanita. Maka tidak dapat dipungkiri bahwa terjadi kesenjangan peforma antara pria dan wanita secara alami.
Namun selain gender tentu saja masih banyak faktor --faktor lainnya sebagai dalam menentukan potensi seseorang dalam berlari. Oleh karena itu, mari kita analisis mekanisme apa saja yang timbul dalam tubuh kita. Dalam berlari marathon kita akan lebih banyak berbicara tentang otot, serta bentuk mekanisme lainnya seperti mekanisme kinerja oksigen dalam tubuh,dsb. Berbicara mengenai mekanisme kerja otot (mechanism of muscle work), ada baiknya jika kita memahami terlebih dahulu apa itu "muscle contraction"(kontraksi otot).
 "Muscle contraction is the activation of tension-generating sites within muscle fibers." Dalam fisiologi, kontraksi otot tidak selalu berarti pemendekan otot karena ketegangan otot dapat diproduksi tanpa terjadi perubahan panjang otot. Berhentinya kontraksi pada otot diikuti dengan berlangsungnya relaksasi otot, yang merupakan tahap dimana kembalinya serat otot dalam keadaan menghasilkan ketegangan rendah atau keadaan normal.
Kontraksi otot (muscle contraction) berdasarkan jenisnya dapat dibedakan menjadi 3 yakni, Isotonic, Isometric, dan Isokinetic. Kontraksi isotonik adalah kontraksi yang menyebabkan otot mengalami perubahan panjang saat berkontraksi dan menyebabkan pergerakan pada bagian tubuh. Ada dua jenis kontraksi Isotonic, yakni Concentric dan Eccentric. Kontraksi concentric merupakan kontraksi yang menyebabkan otot memendek akibat berkontraksi. Contohnya adalah aktivitas menekuk siku, kontraksi konsentris pada otot Biceps, dll. Kontraksi konsentris adalah jenis kontraksi otot yang paling umum dan sering terjadi dalam aktivitas sehari-hari. Selanjutnya adalah kontraksi eccentric.
 Kontraksi eccentric berlawanan dengan concentric dan mengakibatkan otot bertambah panjang ketika berkontraksi. Kontraksi eccentric jarang kita temukan dalam aktivitas sehari-hari, dan biasanya melibatkan kontrol dalam memperlambat gerakan. Misalnya, ketika kita menendang bola, otot akan berkontraksi secara concentric untuk meluruskan lutut, dan dilanjutkan dengan kontraksi secara eccentric dengan memperlambat gerak tungkai bawah. Kontraksi jenis ini menghasilkan banyak ketegangan melalui otot dan biasanya terjadi pada cedera otot. Setelah kita berkenalan dengan banyak kontraksi otot, lalu bagaimana mekanisime kerja otot berlangsung?
Tahapan mekanisme kerja otot dapat diawali dengan Ca2+ (Calsium) yang menstimulus protein troponin dan tropomiosin sehingga membuka sisi penempelan pada sisi aktin. Sisi miosin (kepala) mengurai ATP (Adenosine Triphospate) menjadi ADP (Adenosine Diphospate), sehingga mampu menghasilkan energi yang digunakan untuk mendekatkan diri ke sisi penempelan aktin. Tahap selanjutnya merupakan tahap dimana kepala miosin melekat pada sisi aktin sehingga membentuk jembatan silang "cross-bridge".
 Kepala miosin akan menarik sisi aktin ke arah dalam sehingga otot mengalami kontraksi (muscle contraction) power-stroke. Selanjutnya otot memasuki tahap relaksasi, dimana ATP diurai kembali menjadi ADP sehingga menghasilkan energi yang cukup bagi kepala miosin untuk melepaskan diri dari sisi penempelan aktin. Ca2+ yang bertugas menstimulus protein troponin dan tropomiosin terus dihasilkan yang berasal dari sel saraf yang mengirim rangsangan berupa neotransmitter (asetilkolin).