Oleh karena itu, penting untuk menggali lebih dalam dan memahami dinamika seputar kesulitan yang dihadapi oleh sebagian lulusan PT dalam mencari pekerjaan.
Saat merenung atas data dan pembicaraan mendalam dengan rekan-rekan, tergambarlah beberapa permasalahan nyata yang mencerminkan kompleksitas perjalanan mencari pekerjaan pasca-kuliah.Â
Kasus pertama, melibatkan seorang teman dari Jakarta yang menempuh pendidikan dengan beasiswa dan berhasil menyelesaikan studi dalam waktu 3,5 tahun.Â
Meskipun tampaknya memiliki keunggulan dengan menyelesaikan studi lebih cepat, nyatanya ia tetap harus menghadapi tantangan mencari pekerjaan yang tak jauh berbeda dengan rekan yang menempuh studi dalam waktu yang normal (4 tahun).Â
Menganggur selama kurang-lebih 4 bulan setelah lulus menjadi kenyataan yang harus dihadapinya.
Kasus kedua, melibatkan seorang teman dari perguruan tinggi swasta di daerah Gading Serpong. Meskipun belum resmi wisuda, ia telah dinyatakan lulus dengan yudisium dan SKL yang sudah turun dari kampus.Â
Meskipun memiliki kualifikasi akademis yang baik, hingga saat ini, ia belum berhasil mendapatkan pekerjaan.Â
Periode menganggur ini telah berlangsung selama sekitar 4 bulan, menyoroti bahwa tantangan mencari pekerjaan tidak selalu berkaitan dengan status formal lulus.
Kasus ketiga, melibatkan sejumlah rekan yang saya kenal melalui kesempatan volunteer di Kompasianival 2023 kemarin.Â
Meskipun aktif berpartisipasi sebagai volunteer, mereka juga sedang berjuang dalam mencari pekerjaan.Â
Pertanyaan sederhana tentang kesibukan diawali dengan jawaban yang jujur, bahwa mereka juga mencari peluang pekerjaan sambil mengisi waktu luang sebagai volunteer.Â