Penggunaan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dalam konteks pendidikan telah menjadi topik hangat dalam beberapa tahun terakhir.Â
Terdapat pandangan konservatif akan kemunculan AI di kalangan para dosen. Namun, ada sedikit kisah menarik dari pengalaman saya baru-baru ini saat mengerjakan UTS.
Dalam kasus saya, beberapa dosen telah mengizinkan penggunaan AI dalam ujian dan tugas dengan sejumlah syarat yang harus dipatuhi.Â
Alih-alih melarang AI sepenuhnya, dosen saya berpendapat bahwa AI memiliki potensi untuk memberikan manfaat besar jika diatur dengan baik.
Mereka yang setuju dengan penggunaan AI juga berpandangan bahwa mau tidak mau, suka tidak suka AI akan terus berkembang dan jika kampus tidak beradaptasi, maka penggunaan AI oleh mahasiswa malah tidak bisa dikontrol nantinya.
Dalam tulisan ini, saya akan membahas beberapa sudut pandang tentang penggunaan AI dalam pendidikan, serta kebijakan yang diterapkan oleh dosen saya.
Syarat Penggunaan AI dalam Pendidikan
Meskipun terdapat banyak manfaat dari penggunaan AI dalam pembelajaran, dosen saya tetap menerapkan sejumlah syarat yang harus dipatuhi.Â
Saya rasa dosen ini merupakan dosen yang melek teknologi. Menurut saya keputusan ini adalah pendekatan yang bijak, karena AI, seperti semua teknologi, dapat disalahgunakan jika tidak diatur dengan benar.
Jadi, alih-alih melarang atau demonstrasi untuk menghilangkan AI dosen saya menerapkan beberapa persyaratan.
Berikut adalah beberapa syarat yang telah ditetapkan oleh dosen saya: