Mohon tunggu...
Benedictus Adithia
Benedictus Adithia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kompasiana Youth Creator Batch 1 | Journalism Enthusiast

Ben mendefinisikan dirinya sebagai multiplatform storyteller, mencoba mengemas sebuah isu menjadi laporan mendalam berbasis jurnalistik menggunakan pendekatan informasi data sumber terbuka. Follow me on Instagram: @benedictus._

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Mahasiswa di Era Digital

15 Oktober 2023   10:33 Diperbarui: 15 Oktober 2023   10:53 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi stres yang dialami mahasiswa di era digital. (Pexels/Andrea Piacquadio)

Halo teman-teman mahasiswa! Kita semua tahu bahwa era digital membawa perubahan besar dalam cara kita menjalani kehidupan sehari-hari. 

Teknologi dan internet telah memberikan akses tak terbatas kepada informasi, komunikasi, dan hiburan. Namun, di balik manfaat besar ini, era digital juga membawa tantangan besar terutama terkait dengan kesehatan mental kita. 

Di tulisan ini, saya akan berbicara tentang pentingnya menjaga kesehatan mental kita sebagai mahasiswa di era digital ini.

Pendahuluan

Ilustrasi situasi stres yang sedang mahasiswa hadapi. (Pexels/Engin Akyurt)
Ilustrasi situasi stres yang sedang mahasiswa hadapi. (Pexels/Engin Akyurt)

Kesehatan mental adalah topik yang sering diabaikan, terutama di kalangan mahasiswa yang mungkin merasa terlalu sibuk dengan tugas kuliah, kehidupan sosial, dan berbagai aktivitas lainnya. 

Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa masalah kesehatan mental semakin merajalela di era digital ini. Depresi, kecemasan, dan kecanduan adalah beberapa masalah yang sering muncul.

Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), depresi merupakan gangguan yang umum terjadi. Diperkirakan 5 persen populasi dunia menderita gejala depresi (Mojtabai et al., 2016). 

Depresi bisa mengubah cara kita melihat dunia, membuat kita merasa sedih, kosong, dan kehilangan semangat untuk beraktivitas. 

Beberapa mungkin merasa sulit berkonsentrasi, merasa bersalah, atau bahkan mengalami gangguan tidur. Ini adalah masalah yang serius yang harus kita perhatikan.

Di Indonesia, remaja (usia 15-21 tahun) juga tidak luput dari masalah depresi. Mencapai 5,1 persen dari remaja Indonesia mengalami gejala depresi. Ini merupakan angka yang cukup tinggi, dan kita harus sadar akan hal ini (Suryaputri et al., 2021).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun