Mohon tunggu...
Benedictus Adithia
Benedictus Adithia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kompasiana Youth Creator Batch 1 | Journalism Enthusiast

Ben mendefinisikan dirinya sebagai multiplatform storyteller, mencoba mengemas sebuah isu menjadi laporan mendalam berbasis jurnalistik menggunakan pendekatan informasi data sumber terbuka. Follow me on Instagram: @benedictus._

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Stereotip Menyesatkan Akan Pemahaman Tentang Ekstrovert dan Introvert Selama Ini

30 September 2023   09:38 Diperbarui: 30 September 2023   09:52 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ekstrovert dan introvert. (foto diambil di freepik.com dari akun bernama freepik)

Pengantar

Setiap manusia memiliki karakteristik kepribadian yang unik, menghasilkan keragaman dalam bagaimana individu berinteraksi dengan dunia di sekitarnya. 

Dalam kajian psikologi, kepribadian manusia seringkali dikelompokkan berdasarkan sumber energi atau gairah yang mereka peroleh. Seorang psikolog ternama, Carl Gustav Jung, mengenalkan konsep ini dalam karyanya, "Psychologische Typen" yang diterbitkan pada tahun 1920. 

Menurutnya, ada individu yang dikenal sebagai ekstrovert, yang mendapatkan energi melalui interaksi sosial dan aktivitas di dunia luar. Di sisi lain, ada introvert yang merasa terisi ulang saat berada dalam kesendirian dan refleksi pribadi. Namun, dunia tidak hanya hitam dan putih. 

Di antara kedua kepribadian tersebut muncul ambivert, yaitu individu yang memiliki keseimbangan antara sifat ekstrovert dan introvert. Menariknya, meskipun ada perbedaan tajam antara introvert dan ekstrovert, Jung percaya bahwa sangat jarang ditemukan individu yang murni memiliki salah satu tipe kepribadian tersebut. 

Kajian ini membuka pintu pemahaman baru tentang kompleksitas kepribadian manusia dan bagaimana kita berinteraksi dengan dunia di sekitar kita.

Stereotip yang Berkembang Selama Ini

Stereotip tentang ekstrovert dan introvert. (Freepik/@rawpixel)
Stereotip tentang ekstrovert dan introvert. (Freepik/@rawpixel)
Dalam pemahaman psikologi, kepribadian seseorang bukanlah sesuatu yang statis atau tetap, melainkan sebuah part yang dinamis. Konsep kepribadian introvert dan ekstrovert, yang dicetuskan oleh Carl Gustav Jung, sebenarnya lebih kompleks daripada yang dipahami oleh banyak orang. 

Pada dasarnya, kedua tipologi ini menggambarkan bagaimana seseorang memperoleh dan menghabiskan energinya. Namun, stereotip di masyarakat seringkali mengaburkan pemahaman asli mengenai dua klasifikasi ini. 

Sebagai contoh, introvert seringkali dilabeli sebagai individu yang antisosial atau pemalu, yang mungkin memiliki kesulitan dalam menjalin hubungan sosial. Sementara itu, ekstrovert dianggap selalu menjadi jiwa sosial yang suka menjadi pusat perhatian. 

Stereotip seperti ini tentu saja menyesatkan. Seorang introvert bisa saja memiliki banyak teman dan menikmati interaksi sosial, tetapi mereka mungkin memerlukan waktu sendiri untuk mengisi ulang energi. 

Sebaliknya, seorang ekstrovert bisa jadi memiliki kebutuhan untuk berada di tengah-tengah keramaian, tetapi juga memiliki momen ketika mereka membutuhkan kedamaian dan kesendirian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun