Sementara caper sering dihubungkan dengan pencarian validasi eksternal, ambisius lebih pada dorongan internal untuk mencapai kesuksesan atau pencapaian tertentu. Meski keduanya mungkin tampak sama di permukaan, namun motivasi dan tujuan di balik kedua perilaku ini sungguh berbeda.
Berdamai dengan Diri Sendiri dan Orang Lain
Terlepas dari caper atau ambisius, saya tidak memiliki tendensi khusus terhadap mahasiswa dengan tipe karakter tertentu. Setiap individu memiliki latar belakang, pengalaman, dan proses pembentukan karakternya masing-masing yang mendorong mereka untuk bertindak atau bersikap seperti yang mereka lakukan.Â
Alih-alih menghakimi atau memiliki prasangka, saya lebih memilih untuk menerima dan menghargai keragaman tersebut. Setelah semua, yang bisa saya kendalikan hanyalah diri saya sendiri, bagaimana saya bereaksi dan bagaimana saya memilih untuk berinteraksi dengan orang lain.Â
Dengan memiliki pemahaman ini, saya berharap dapat menjalin hubungan yang lebih harmonis dan membangun dengan siapapun, tanpa terbelenggu oleh prasangka atau persepsi awal.
Toh Pada Akhirnya Tujuan Kita Sama
Meskipun setiap mahasiswa datang dengan latar belakang, minat, dan motivasi yang berbeda, di dasarnya tujuan kita semua sebagai seorang mahasiswa adalah sama. Kita berada di bangku kuliah untuk mengejar ilmu, memperluas wawasan, dan mempersiapkan diri menghadapi tantangan dunia nyata di masa depan.Â
Setiap tugas, diskusi, dan ujian yang kita hadapi adalah bagian dari perjalanan untuk membentuk karakter dan kompetensi kita. Jadi, alih-alih membeda-bedakan atau bersaing secara tidak sehat, lebih baik kita saling mendukung dan kolaborasi, karena pada akhirnya, kita semua ingin sukses dan memberikan kontribusi positif bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat tentunya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H