Mohon tunggu...
Benedictus Adithia
Benedictus Adithia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kompasiana Youth Creator Batch 1 | Journalism Enthusiast

Ben mendefinisikan dirinya sebagai multiplatform storyteller, mencoba mengemas sebuah isu menjadi laporan mendalam berbasis jurnalistik menggunakan pendekatan informasi data sumber terbuka. Follow me on Instagram: @benedictus._

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Freedom Paradox: Kisah Rama yang Tak Lagi Mencari Sinta, Melainkan Kebebasan

24 Juli 2023   22:31 Diperbarui: 24 Juli 2023   23:15 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kebebasan yang dimiliki manusia. Sumber: Unsplash/@Nathan McBride

Alkisah

Di suatu negeri yang indah, hiduplah seorang pemuda bernama Rama. Negeri itu dikenal sebagai Kerajaan Kebebasan, di mana setiap warganya diberikan kebebasan untuk berbicara, berpikir, dan bertindak sesuai keinginan mereka. 

Raja yang bijaksana percaya bahwa kebebasan adalah hak asasi manusia yang harus dihormati dan dijunjung tinggi.

Namun, di balik sistem Kerajaan Kebebasan ini, terdapat suatu persoalan yang menarik perhatian Rama. Meskipun semua orang bebas, namun beberapa warga tetap merasa terbelenggu. 

Rama penasaran dan memutuskan untuk menjelajahi negeri ini untuk mencari jawaban.

Dalam perjalanannya, Rama bertemu dengan seorang tua bijak bernama Ki Gede. Ki Gede adalah seorang pemikir ulung yang telah menghabiskan hidupnya untuk memahami sistem kebebasan. 

Rama pun bertanya, 

"Wahai Ki Gede, mengapa beberapa orang merasa terbelenggu meskipun hidup dalam Kerajaan Kebebasan ini?"

Ki Gede tersenyum bijaksana dan berkata, 

"Hidup dalam kebebasan adalah sebuah anugerah, namun juga sebuah ujian yang berat. Banyak yang salah mengartikan kebebasan sebagai keinginan tanpa batas dan tanpa tanggung jawab. Mereka terjerat dalam lingkaran antara keinginan dan konsekuensi dari tindakan mereka."

Rama bertanya lebih lanjut, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun