Konektivitas sistem pembayaran ASEAN kini bukan isapan jempol belaka. Mengutip siaran pers Bank Indonesia No. 25/92/DKom, Bank Indonesia (BI) menjalin kerja sama dengan Bank Negara Malaysia (BNM), Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP), Monetary Authority of Singapore (MAS), dan Bank of Thailand (BOT) untuk eksplorasi konektivitas pembayaran berbasis fast payment di kawasan ASEAN.Â
Mereka bekerja sama dengan Bank for International Settlements (BIS) dalam Proyek Nexus. Proyek ini terdiri dari tiga tahap untuk menghubungkan sistem pembayaran fast payment di berbagai negara. BI berkomitmen mewujudkan konektivitas pembayaran yang cepat, murah, mudah, transparan, dan inklusif.Â
Sebelumnya, BI juga telah melakukan kerja sama pembayaran lintas negara berbasis QR Code dengan negara-negara kawasan. Proyek Nexus diharapkan memfasilitasi pembayaran lintas batas yang murah, mudah, aman, dan transparan, serta memberikan akses kepada UMKM, Pekerja Migran Indonesia (PMI), dan para wisatawan.
Pada acara Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2023, Â Indonesia berupaya memperkuat konektivitas pembayaran lintas negara di kawasan ASEAN.Â
Inisiatif ini merupakan bagian dari keketuaan Indonesia untuk ASEAN 2023 dengan tema "ASEAN-led Cross-Border Payment Connectivity, from ASEAN to Global". Tujuannya adalah untuk memperkuat konektivitas pembayaran di kawasan dan mendorong pemulihan ekonomi.Â
Beberapa asosiasi industri seperti Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN Indonesia), dan Perhimpunan Bank Bank Nasional Indonesia (PERBANAS) berkolaborasi untuk mendiskusikan isu ini.Â
Mereka menyampaikan pandangan dan ajakan untuk bersinergi dalam mendorong akselerasi ekonomi lintas negara.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta, menyoroti tiga hal terkait pembayaran lintas negara.Â
- Pertama, tren ekonomi digital dan ekosistem keuangan di Indonesia dan ASEAN menunjukkan pertumbuhan positif.Â
- Kedua, pembangunan konektivitas lintas negara memiliki tantangan seperti tarif mahal, proses yang lama, dan kurangnya transparansi.Â
- Ketiga, untuk mengatasi tantangan tersebut, pemerintah, otoritas terkait, dan pelaku industri harus bekerja sama dan menciptakan inovasi.
Dalam beberapa tahun terakhir, volume transaksi lintas negara meningkat secara signifikan. Untuk menghadapi pertumbuhan ini, lima bank sentral dari negara ASEAN (Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina) telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) terkait pembayaran lintas negara.Â
Hal ini tentunya menunjukkan komitmen negara-negara ASEAN terhadap perkembangan konektivitas sistem pembayaran ASEAN.