Mohon tunggu...
Politik

Civil War : Antara ‘Benar’ dan ‘Merasa Benar’

27 Mei 2016   20:37 Diperbarui: 30 Mei 2016   22:02 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: kolase antara http://moviepilot.com/ dan http://news.detik.com/


Film Captain America 3 atau yang lebih dikenal dengan nama Captain America : Civil War ini sedang marak dan diminati bagi masyarakat penggemar film aksi-heroik saat ini. Film yang diproduksi oleh Marvel ini mengisahkan tentang perselisihan antara Captain America dengan Iron Man yang disebabkan karena insiden Avengers. Kubu Captain America memilih untuk tidak setuju akan Avengers dengan campur tangan pemerintah, sedangkan Iron Man setuju akan hal tersebut. Akibatnya, jadilah perang antara kedua kubu tersebut.

Film ini sebenarnya merupakan gambaran dari politik Indonesia saat ini dalam era pemerintahan Jokowi. Tentang DKI Jakarta, misalnya. Dalam konteks pemilihan gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022, Ahok dikenal sebagai calon terkuat diantara yang lain. Meskipun Ahok dikenal dengan calon terkuat, masih banyak juga yang kontra dengan Ahok.

Jika dianalogikan Ahok sebagai pihak pemerintah, maka kubu yang mendukung adalah seperti Teman Ahok, Partai Nasdem, Partai Hanura, Pemuda Ansor, Anton Medan dll. Sedangkan kubu yang berseberangan adalah Haji Lulung, Yusril Isa Mahendra, Ratna Sarumpaet, Ahmad Dhani, Partai Gerindra, FPI (Front Pembela Islam) dan FBR (Forum Betawi Rempug).

Kubu yang berseberangan dengan Ahok memiliki prinsip bahwa agama yang diyakini harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam hal memilih pemimpin. Ahok yang memiliki agama atau keyakinan yang berbeda dengan kubu ini dianggap tidak layak untuk dipilih sebagai pemimpin negara.

Jika kita bandingkan dengan fenomena Ahok, para fundamentalis itu beranggapan bahwa menjadikan Ahok sebagai pemimpin itu sama halnya dengan melanggar perintah Tuhan karena ada ayat dalam Al-Quran itu memerintahkan untuk 'memilih pemimpin dari kalanganmu supaya imanmu tetap terjaga'. Sedangkan para pendukung Ahok mempunyai anggapan bahwa Ahok adalah pemimpin yang dipercaya mampu menyelamatkan bangsa Indonesia dari kehancuran oleh karena budaya korupsi yang merajalela. Ahok adalah sosok pendobrak dalam memerangi budaya korupsi, segala tindakan harus sesuai dengan prosedur dan undang-undang yang berlaku, jujur serta bersih. Hal ini tentu menimbulkan pertentangan sengit diantara kedua pendukung yang memiliki cara pandang yang berbeda.

Selain itu, selama ini calon gubernur selalu diusung oleh partai tertentu, tetapi Ahok memilih untuk memakai jalur independen. Hal ini tentu sangat tidak disukai oleh orang-orang parpol, karena menjadikan parpol tidak berfungsi sebagaimana mestinya, yang disebut deparpolisasi. Hal ini seperti yang terjadi dalam film Civil War, dimana sosok pahlawan Captain America dan sosok pahlawan Iron Man memiliki tujuan yang sama dalam melakukan tindakan penyelamatan terhadap suatu negara. Antara Captain America dan Iron Man, meskipun mereka memiliki tujuan yang sama, tetapi mereka memiliki cara pandang dan prosedur yang berbeda. Ideologi mereka sama-sama kuat, hingga akhirnya terbentuk kubu yang saling bertentangan. Kubu Iron Man memandang bahwa tindakan penyelamatan perlu berkoordinasi dengan pemerintah sebagai antisipasi timbulnya masalah baru, sedangkan kubu Captain America memandang berkoordinasi dengan pemerintah akan memperlambat proses dan berkesan bertele-tele, karena tindakan penyelamatan sifatnya harus segera dilakukan.

Dari ulasan diatas, dapat dilihat bahwa tujuan mereka sama-sama benar, sementara mereka merasa ‘benar’ dengan cara pandang dan prosedur mereka masing-masing. Hal inilah yang menimbulkan konflik berkepanjangan yang akhirnya memunculkan dua kubu yang saling bertentangan dan berusaha menghancurkan satu sama lain. Kedua belah pihak tidak peduli berapa kerugian dan dampak yang ditimbulkan dari perang antara dua kubu. Dalam hal ini, mereka saling memusuhi tanpa menyadari siapa musuh mereka yang sebenarnya. Bisa dibayangkan antara dua kubu pahlawan saling menghancurkan, lalu siapakah yang akan melindungi rakyat? Bagaimanakah nasib rakyat dan orang-orang sipil di sekitarnya?

Benedicta Khrisnarestri Betari

XI F/4 - SMA Kolese Loyola Semarang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun