Mohon tunggu...
Inovasi

Dukungan #MasihMelawanAsap untuk Hidup Kami

7 Oktober 2015   15:19 Diperbarui: 7 Oktober 2015   17:14 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

 

(diambil dari http://nasional.rimanews.com/peristiwa/read/20151006/238080/Bocah-Riau-Minta-Uang-ke-Jokowi-untuk-Biaya-Berobat-Akibat-Asap )

Kian parah, kabut asap yang berada di Kalimantan Tengah, Jambi, dan Riau. Bencana asap dikarenakan pembakaran hutan dan lahan. Pemerintah menurukan personil TNI untuk membantu pemadaman kebakaran lahan dan hutan, dilansir dari koran online tempo (http://nasional.tempo.co/read/news/2015/10/04/206706341/asap-meluas-ada-ribuan-titik-api-kebakaran-hutan ) Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan bahwa BNPB (Badan Nasional Penanggulanan Bencana) sudah meluncurkan pesawat water bombing dan 7 unit helikopter, serta 1 pesawat Casa hujan buatan. Selain itu gabungan personel TNI dan POLRI mencapai 3.694 prajurit siap untuk memadamkan titik api ujarnya. Tetapi pemerintah tetap dinilai kurang cepat penanggulangannya terhadap kabut asap ini, meskipun sudah dibantu oleh personel gabungan TNI dan POLRI, kabut asap masih tebal. Melihat itu netizens di media sosial khususnya Instagram membuat dukungan dengan #masihmelawanasap dengan cara membuat karikatur atau kartun. Banyak sekali karikatur yang menyinggung pemerintah karena lamanya penanggulangan dan menyebabkan masyarakat Kalimantan Tengah, Jambi dan Riau menderita ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Ini adalah beberapa karikatur atau kartun yang diunggah di akun Instagram :


(diambil dari akun Instagram @banggaber)

 

 

Dalam captionnya @banggaber:

#masihmelawanasap #nyapnyapnovement .

Pesan Nina dari Surga :

. - Papa, maafin Nina yang gak bisa jadi anak yang berbakti buat papa, maafin Nina yang selalu ngelawan Papa.

Nina sayaaaang banget sama Papa, tapi semenjak Papa rakus akan harta dan menghalalkan segala cara demi uang, Nina jadi benci sama papa. Nina kecewa sama papa. Papa tega teganya membakar lahan demi kepentingan papa, sampai asap yang timbul dari hasil ketamakan papa itu telah menyiksa banyak orang di Riau dan sekitarnya. Mereka papa bunuh secara berlahan. Papa telah menyebarkan mimpi buruk buat mereka, tapi melihat itu semua papa tetap bisa tertawa dan makan jamuan mewah dengan relasi kerja papa.

.sekarang aku punya pilihan pa, aku memilih meninggalkan papa. Meninggalkan dunia ini pa, seperti yang pernah mama katakan sama Nina "Surga adalah satu satunya tempat yang paling indah"

.

.

Kisah ini gaber buat sebagai bentuk kepedulian kami di sini kepada masyarakat Riau dan sekitarnya. Entah bagaimana tersisiksanya bernafas disana. Dan semoga dengan kisah yang saya buat ini dapat menyadarkan mereka yang telah menyebabkan bencana ini terjadi.

 

Buat komikus semua mari kita bergerak untuk membuat asap itu pergi @wibik_sana @zedbangkeidup @chanchanscraw @kangbewok @ukik_rm @mrosikhuli @thekonyol @tahilalats @kyuri_komik @jonbraykomik @andhikahappy @si_abi @komikazer @maghfirare @denuisgram @komiklincung @komiksobeg @dhanypramata @komikdimsum @damroe @dasargila @komikfaktap @hifzakomik @katakberbulu @klkkln @komikimpor @dagelan @zedbangkeidup @d_chara @masdimboy @astro.ruby

 

(diambil dari http://sijuki.com/komikstrip/komikstrip-melawan-asap-saveriau.html)

 

Dalam ilmu komunikasi, dapat dikaji dengan teori Spiral Of Silence atau Teori Spiral Keheningan, teori mempunyai 3 asumsi (Richard West dan Lynn H. Turner dalam bukunya Pengantar Teori Komunikasi: 2008) yaitu: 

  • Berkuasanya rasa takut terhadap isolasi
  • Karena adanya rasa takut terisolasi, individu-individu mencoba menilai iklim opini
  • Perilaku publik dipengaruhi oleh penilaian akan opini publik

Dari 3 asumsi ini, disimpulkan bahwa media mempunyai kemampuan penuh dalam mempengaruhi seseorang.

Jika dikaitkan dengan kasus diatas adalah, disini media yang berperan penuh adalah Instagram dan Instagram adalah yang dianggap kaum mayoritas atau berkuasa karena mendapatkan dukungan dari banyak pihak sedangkan pemerintah adalah kaum minoritas. Karena itu pemerintah semakin memiliki rasa takut karena masyarakatnya mendesak jika harus menyelesaikan masalah kabut asap ini. Dukungan ini masih mengalir hingga sekarang dan masih dengan sindiran-sindiran manis nan sadis yang diberikan. Ini adalah salah satu bentuk kepedulian untuk mereka yang terkena asap, bukan hanya peduli tetapi dengan dukungan ini diharapkan pemerintah sadar dan lebih cepat untuk menangani bencana ini tetapi bukan hanya pemerintah yang bertanggungjawab, para perusahaan asing pun juga harus bertanggung jawab karena telah membakar lahan kita dan dijadikan lahan kelapa sawit yang yang semakin merusak bumi Indonesia. Mari, jangan menutup mata jangan menutup telinga, mereka disana membutuhkan dukungan dan bantuan kita. Salam Bhinneka Tunggal Ika, Indonesia. #MasihMelawanAsap

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun