Mohon tunggu...
Ellen Maringka
Ellen Maringka Mohon Tunggu... wiraswasta -

Akun Ini Tidak Aktif Lagi dan Tidak Akan Aktif Lagi di Kompasiana. Tidak menerima atau membalas pesan di Inbox.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi vs PDI-P; Akankah Menghasilkan Pemimpin Sejati atau Presiden Boneka?

26 Januari 2015   14:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:21 1344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kekisruhan yang terjadi belakangan ini sehubungan dengan penunjukkan Kapolri. akhirnya membuat saya tidak tahan juga untuk tidak ikut angkat bicara (lebih tepatnya angkat tulisan....!), sebagai rakyat yang dulu memilih Jokowi dan sampai detik ini tetap  mendukung beliau menghebatkan Indonesia.

Pak Presiden yang budiman, sebenarnya kemelut atau istilah populernya benang kusut antara Polri vs KPK bisa lebih mudah ditengarai sekiranya anda sebagai Presiden kembali kepada nature sikap yang selama ini membuat bapak dicintai dan kemudian dipilih mayoritas rakyat Indonesia, blusukan dan tanyakan langsung apa pendapat dan keinginan rakyat!.

Lupakan parpol, lupakan petinggi atau pejabat yang kalau bicara kebanyakan bumbu daripada isinya, serta njlimet wara wiri tidak jelas arah.  Mereka memang bukan orang bodoh. Banyak yang bergelar pakar, Professor, Doktor, serta berlapis lapis  prestasi akademis yang menyebutnya saja sudah migren duluan, tapi kebanyakan mereka juga sudah sarat dengan kepentingan dan beban titipan partai.

Sejak bapak digadang gadang sebagai Gubernur DKI Jakarta, saya adalah salah satu pendukung, bahkan boleh dikata relawan yang tanpa pamrih menginginkan bapak untuk terus maju menakhodai bangsa ini karena  kecintaan saya terhadap Indonesia. Pemimpin dan rakyat harus  bersatu dengan tujuan mulia, menjadikan negara ini Indonesia Hebat!.

Sejak penentuan calon mentri, saya ikut mendukung langkah bapak mengikut sertakan KPK dan lewat PPATK menelusuri background keuangan para calon mentri, sehingga yang duduk sebagai pembantu Presiden, adalah orang orang yang berkapasitas tanpa beban dosa uang haram. So far so good..

Kemudian muncul momen memilih Kapolri baru. Tentu saja bapak sebagai Presiden berhak mengganti Kapolri sesuai keinginan dengan menggunakan hak prerogatif yang melekat pada jabatan Presiden. Lupakan kicauan SBY yang gaduh lewat medsos seakan akan ini pembersihan. Malas rasanya mendengar mantan Presiden yang ribut melulu ketika sudah tidak menjabat, dan malah tidak banyak prestasi ketika menjabat. Tapi bagaimanapun itu hak beliau sebagai warga negara untuk bicara, kita hormati saja. Tidak perlu ditanggapi terlalu dalam apalagi buang buang energi berbalas pantun. Anda sekarang Presiden, ditangan anda keberhasilan bangsa ini lima tahun kedepan ditentukan.

Muncul nama Komjen Budi Gunawan sebagai calon tunggal yang dipilih diantara sekian banyak calon Kapolri yang diajukan Kompolnas. Tanpa perlu banyak penjelasan, rakyat membaca jelas bahwa nama BG merupakan titipan PDI-P, tidak lepas dari kedekatan beliau dengan Megawati sebagai ajudan ketika beliau Presiden. Sampai disini juga masih wajar. Logis saja ketika Parpol yang mendukung serta mencalonkan anda mengajukan nama.

Tidak wajar ketika calon yang diajukan terindikasi "kasus" tapi yang mencalonkan keukuh bin ngotot mendesak pelantikan. Lebih ajaib lagi ketika calon "bermasalah" ini diloloskan dengan mulus tanpa banyak pertanyaan oleh para anggota dewan yang terhormat, sementara menyandang status tersangka oleh KPK.

Mengapa ajaib? karena mayoritas di DPR yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih selama ini paling getol mengkritisi apapun tentang kebijakan bapak, sehingga urusan kenaikan BBM sempat dijadikan wacana menyalurkan hak interpelasi. Wacana yang kemudian melempem ditengah jalan, karena Golkar terpecah dan kacau balau, serta PPP tidak solid memberi suara secara bulat.

Dari sini bapak bisa membaca jelas bahwa manuver parpol tidak mendapat tempat di hati rakyat. Sudah sekian lama rakyat dizolimi kepentingannya dengan tameng yang selalu digunakan para anggota Dewan; berjuang demi rakyat. Satu kata yang bisa saya katakan: Big Hallaaaah!.

Kebijakan bapak soal BBM toh tidak diributkan rakyat. Sampai disini kami tetap solid berdiri mendukung Presiden pilihan yang kepadanya cita cita perbaikan negri ini digantungkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun