Ada yang cukup hot saya baca dari beberapa media online ditengah tengah maraknya kampanye politik. Berita yang terkait dengan artis Jane Shalimar dan hubungannya dengan Didi Mahardhika (putra Rahmawati Soekarno), konon menurut Jane dalam hitungan waktu yang sangat singkat, sang suami siri mendadak berubah menjadi angin anginan, dan hubungan mereka mendingin, sehingga dia hanya bisa pasrah.
Wah, saya tergerak menulis ini karena perasaan masih dalam hitungan beberapa bulan yang lalu, saya menonton langsung pada sebuah acara infotainment, bagaimana mesra dan "keukuh"nya Jane Shalimar menghadiri sidang perceraian Didi Mahardhika dengan Garnetta Haruni.
Saya ingat persis ketika itu sempat berkomentar bahkan curcol panjang lebar dengan suami yang meminta untuk mengalihkan channel TV ke program berita yang lain. Panas rasanya saya melihat sidang perceraian Didi Mahardhika dengan istrinya ketika itu, kok harus dipepetin Jane Shalimar seakan ingin pamer kemesraan?
Panjang lebar saya curcol sampai suami bosan mendengarnya bahwa menurut saya sangat tidak pantas, apapun alasannya, sang pacar ikut ikutan menghadiri sidang perceraraian yang notabene adalah calon suaminya kelak.
Tanpa harus menghakimi sebab musabab mengapa Didi dan mantan istrinya bercerai, tidak pantas bagi seorang wanita (berstatus teman dekat) untuk ikut hadir dan memberi support kepada sang pria yang akan bercerai dengan istrinya.
Eh, hari ini saya membaca dan menelusuri banyak berita mengenai hubungan Jane dan Didi, bagaimana tiba tiba menurut Jane, Didi berubah dalam waktu yang sangat singkat. Duh.. maaf kalau saya harus mengatakan..... apa yang ditabur tentu akan dituai. Seorang pria yang tidak menghargai mantan istrinya, tentu bisa melakukan hal yang sama dengan calon istrinya yang lain.
Lagipula, meskipun sudah "kebelet" ingin menikah dengan sang pujaan hati yang masih berstatus suami orang, paling tidak milikilah sedikit etika untuk menjaga perasaan wanita lain dan hati anak anak. Ketika sudah menyangkut urusan perceraian, maka seharusnya itu menjadi urusan kedua belah pihak yang terkait, dengan menitik beratkan untuk menjaga kepentingan anak anak mereka berdua.
Calon istri, pacar, teman dekat sebaiknya minggir untuk memberi ruang dan privacy agar yang hendak bercerai itu dapat dengan baik mengurusi proses perceraian dan jika vonis cerai tidak bisa dihindari, paling tidak perpisahan itu dilakukan dengan etiket dan kesadaran yang baik bahwa mereka pernah punya hubungan dekat dan masa masa indah bersama. Kehadiran pihak ketiga pada sidang perceraian tidaklah membawa kebaikan, malah hanya menunjukkan gaya "mengompori".
Saya banyak sekali menerima curhatan berbaur dengan isak tangis dan perasaan hancur berkeping keping dari para sahabat yang suaminya tergoda wanita lain dan kemudian memutuskan untuk cerai karena kehadiran pihak ketiga.
Apapun itu, dalam perceraian, selalu ada dua sisi cerita. Artikel ini bukan hendak menghakimi siapapun, tetapi sekedar ingin memberi saran kepada wanita yang sedang terlibat dengan suami orang, apalagi jika sudah diiming imingi akan dinikahi. Ini beberapa hal yang perlu anda ingat;